Pukul 21.30 Pukul 21.30 kita bercengkrama Kemudian kita saling suap perihal canda dan air mata Secuil nasi hinggap disudut bibirmu, ku usap, kau tertawa Hingga fajar tiba, kupeluk kau mesra tanpa arah. Dingin hawa ruang tunggu RS Adi Husada Kau genggam tanganku yang sedang meregang asa Delapan jahitan dibagian Fibula agar tidak mengangah luka Malah takdir yang mengoyak Atma Hai, masihkah kau ingat rasa tembakau yang kutitipkan pada bibirmu yang merona? Benang Raja Ketika kita bercengkrama. Hujan melantunkan nada. Benang Raja melengkung indah. Menyaksikan alunan hangat peluk kita. Darah segar keluar dari cela Tibia dan Fibula. Mengucur indah merangkai kisah. Berjuta kisah bertukar lara. Kala setia menjelma korban putus asa. Getar tanganmu jadi saksi luka. Kisah kita menjadi prahara. Ketida...