Dari banyaknya masyarakat Gresik dan pengusaha di Gresik, mungkin hanya sebagian dari mereka berprofesi menjual buku. Kita tidak bisa memungkiri juga, atmosfer literasi suatu daerah sangat memengaruhi profesi tersebut. Hanya mereka yang benar-benar tekun mencintai buku, yang mampu berpikir mengembangkan kecintaannya ke dalam dunia bisnis. Iklim tersebut berbeda di kota-kota lain, misal saja di Yogyakarta, Bandung, Jakarta, atau yang lainnya. Bahkan bukan satu atau dua orang menyebut Jogja sebagai kebunnya para ilmuwan, seniman, penulis, dan budayawan. Dari situ Jogja selalu dikarakterkan sebagai kota pelajar sekaligus juga literasi. Berbeda dengan Gresik, orang yang menggeluti dunia buku sampai dijadikan usaha jumlahnya sangat sedikit. Lebih banyak dihuni para pekerja. Entah sedikit itu pada dasarnya ada tapi media dan masyarakat tidak tahu apa memang benar-benar tidak ada. Kita sekarang coba jangan terlalu membatasai literasi adalah dunianya anak intelektual...