Tiap kali bangun tidur aku ingin semua mimpi menjadi kenyataan. Tentang jalan kota bersih dan semua orang lempar senyum saat bersimpangan. Orang bangun tidur adalah orang terjaga dari keramaian, jauh dari kekecewaan. Yang paling mengerti adalah ibuku, ia paham bagaimana cara meredam amarah, karena bahasanya terbuat dari masa kecilnya.
Aku tidak punya alasan lain untuk tidak mencintainya. Hati ini terbuka bagi kata-kata desa, menyusun rencana hari minggu keliling kota menyusuri jalan kesedihan. Andaikan aku menulis hari ini, tidak seorang pun bisa menjadi tubuh paling lengkap ditulis kecuali ibu.
Sejak dulu aku kurang percaya kata-kata adalah jelmaan manusia, ia bisa bebas dan menyendiri, bohong dan jujur jadi butiran beras yang diseka pejalan kaki. Ia tidak lelah melihat pemandangan kota, hasil dari sakit berkepanjangan. Seperti ibu-ibu tua penjual jeruk dalam mobil bahkan penarik becak menunggu penumpang sambil matanya berubah bahasa Tuhan paling indah. Mirip ibu menunggu semua anaknya jadi puisi berjalan.
Aku tidak punya alasan lain untuk tidak mencintainya. Hati ini terbuka bagi kata-kata desa, menyusun rencana hari minggu keliling kota menyusuri jalan kesedihan. Andaikan aku menulis hari ini, tidak seorang pun bisa menjadi tubuh paling lengkap ditulis kecuali ibu.
Sejak dulu aku kurang percaya kata-kata adalah jelmaan manusia, ia bisa bebas dan menyendiri, bohong dan jujur jadi butiran beras yang diseka pejalan kaki. Ia tidak lelah melihat pemandangan kota, hasil dari sakit berkepanjangan. Seperti ibu-ibu tua penjual jeruk dalam mobil bahkan penarik becak menunggu penumpang sambil matanya berubah bahasa Tuhan paling indah. Mirip ibu menunggu semua anaknya jadi puisi berjalan.
21 Juli 2019
Komentar
Posting Komentar