Langsung ke konten utama

Postingan

Memahami Narasi Radikalisme dan Kontra Radikalisme

Gus Hasan merupakan salah satu Gus di Ponpes Qomarudin. Ia tergolong masih muda. Ia lama menggeluti dunia-dunia radikalisme dan kontra radikalisme. Bukan ia masuk dalam jaringan radikalisme, melainkan dalam kegiatan akademisnya ia sering bersinggungan dengan banyak kelompok radikalisme. Otomatis fokusnya mempelajari seluk beluk akar yang mendasari berkembangnya gerakan radikalisme, sekaligus bagaimana upaya pencegahannya. Sejak tahun 2015, Gus Hasan sudah bergabung di Pesantren For Peace. Pesantren ini membentuk jaringan yang sering mengadakan kegiatan training, penelitian, dan pengembangan tentang isu-isu radikalisme. Dan ketika tahun 2016, ia masuk forum tersebut untuk mempelajari dinamika persoalan radikalisme. Gus Hasan memberi gambaran awal mengenai radikalisme. Menurutnya, radikalisme tidak bisa dipahami sebagai tren ideologi yang jauh dari kehidupan manusia. Bahkan kecenderungan paham radikalisme ini letaknya sangat dekat dengan kita sebagai manusia. Keberadaannya yang tanpa tah...

Sastra Akademis dan Sastra Jalanan

  Sastra tak ubahnya seperti gelombang ruh yang mendasar dan tercipta dari lubuk hati terdalam manusia. Utamanya sastra, cenderung memiliki ruh hidup pada setiap bahasa keindahannya. Wujudnya berupa materi, namun kehidupan bahasanya, bisa diselami lebih estetik sampai tersentuh, terenyuh, dan terharu. Tidak jarang, sastra dalam perkembangannya selalu memunculkan polemik yang tiada henti-hentinya dibahas. Saling mematahkan argumen, silang pendapat, sampai pada cibiran pun seolah-olah biasa. Mungkin mereka orang-orang yang sengaja dihadirkan untuk peduli pada dunia sastra. Sehingga perkembangan sekecil apapun tidak boleh terlewatkan. Harus relevan sesuai pemikirannya. Mereka ingin menjaga prinsip, keyakinan, kesucian, dan ideologi sastranya. Yang berbeda, maka berpeluang besar salah. Contoh saja pada kemunculan puisi esaianya Denny JA. Polemik ini sebenarnya sudah lama. Seperti yang diketahui bersama, sosok Denny dikenal bukan sebagai penulis, apalagi sastrawan. Kepiawaiannya di lemb...

Ilmu dan Penyikapannya

  Sebagai orang yang pernah mencicipi lingkungan pondok, meski tidak ikut mondok, saya sedikit tahu bagaimana budaya mereka. Dari cerita-cerita teman, melihat sendiri waktu mereka di pondok, dan sekarang, untuk mengetahui lingkungan pondok, orang tidak perlu terjun langsung ke lokasi, cukup melihat di media sosial sudah bisa. Di sana banyak sekali cuplikan video yang memperlihatkan keanekaragaman hubungan sosial di pondok. Cuma, tahunya hanya sebatas tahu, tidak benar-benar punya pengalaman orisinil. Kultur budaya paling kentara yang coba saya deskripsikan adalah kebiasaan mengantuk para santri. Reliatanya tentu bukan hanya itu budaya mereka. Pastinya beragam dan berwarna. Ini saya tidak menggeneralisasikan semua santri. Kebanyakan mereka yang saya temui menunjukkan kebiasaan semacam itu. Saya pun memaklumi. Mereka seperti itu tentu dengan alasan. Karena kegiatan pondok, terutama ngajinya banyak. Tidurnya pun ikut larut malam. Hampir semua santri mengatakan hal serupa.  Karena...

Kasus Wadas: Komitmen NU Merawat Jagad, Membangun Peradaban

Dewasa ini, Indonesia dihadapkan pada persoalan-persoalan yang makin kompleks, salah satunya persoalan agraria yang sejatinya selalu muncul siapapun pemimpin negara atau daerahnya. Banyak kalangan yang menyoroti persoalan agraria tersebut tak terkecuali NU, baik melalui jalur struktural maupun kultural. Wadas, adalah salah satu Desa yang saat ini diperjuangkan banyak pihak agar masalah demi masalah dalam pelaksanaan proyek strategis nasional berupa pembangunan bendungan itu bisa terurai. Pro dan kontra merupakan hal yang wajar karena masing-masing memiliki alasan dalam menyatakan mendukung atau menolak kebijakan. Dalam kasus Wadas tentunya NU tidak asal dalam mengambil keputusan. NU tetap menjadi kelompok yang memilih jalan tengah dalam menyikapi permasalahan-permasalahan bangsa, termasuk permasalahan agraria. Melalui pernyataan Ketua Umum PBNU, Gus Yahya, NU jelas menunjukkan sikapnya yang tidak condong ke kanan maupun kiri, melainkan lebih pada kepentingan bersama yaitu bangsa & ...

Neo-Tradisionalisme dan Pembaruan Islam

Perbincangan tentang Islam dan pandangan baru di dalamnya membuat wacana pembaruan Islam selalu mengalami pembahasan yang tidak pernah selesai. Bahkan setiap orang melalui jalan akademisnya, ketika melakukan penelitian dengan mengambil objek Islam dan Al Qur'an, pasti dia menemukan banyak relevansi baru yang tentu akan dihubungkannya dengan narasi pembaruan. Jika kita mengamati perkembangan itu, kita akan menemui beberapa tokoh yang berusaha mencoba keluar dari batasan kulturalnya ketika menjalankan sebuah penelitian tentang agama. Kenyataannya memang sering bertabrakan dengan cara pandang lama, tapi hal seperti itu sudah biasa, karena barang baru tentu ada penyesuaian dan adaptasi. Kebanyakan pembaruan yang ditemukan masih sangat kental menyinggul soal budaya dan tradisi. Sebab, kalau kita coba tarik ulur jauh ke belakang, masyarakat bisa dengan mudah bersentuhan langsung dengan Islam salah satunya melalui budaya dan tradisi.  Sehingga otomatis antara manusia dan pola kebudayaan s...

Cara Menghindari Penyesalan untuk Guru Bahasa Indonesia

  Sebagai seorang pendidik dan pengajar, Basuki paham sedari awal, kalau guru adalah segalanya saat di dalam kelas. Ia tidak boleh terlihat bodoh di depan para siswanya. Ia harus tampak pintar, bahkan wajib tahu segalanya.  Seandainya ia bingung ketika ditanya siswa, cara paling jitu, sebisa mungkin ia punya jurus siasat untuk menjawab pertanyaan itu. Menghindar seperti apapun, ia tetap tidak akan bisa. Bagaimana bisa menghindar, ia berada dalam satu kelas dengan para siswanya. Semakin menghindar, maka semakin kentara. Maka ia harus berani menjawab. Ibarat perang, sebanyak apapun musuh, harus dihadapi. Entah metode menghadapinya dengan siasat atau kelicikan, yang penting itu bentuk sarana usaha untuk menghadapi masalah. Tipikal siswa itu bermacam-macam. Ada yang tahu tapi sengaja bertanya. Ada juga yang memang benar-benar tidak tahu. Kesengajaan itu punya maksud mungkin ingin sekali-kali menguji kemahiran gurunya.  Sepertinya hal itu perlu, sebenarnya bukan menguji, justr...

Radikalisme Salah Cita-Cita

Melihat perkembangan gerakan Islam, semakin hari membuat sebagian kalangan mengalami fase fetakompli. Umat mengalami kebingungan. Bingung memilih Islam mana. Menengok ke kanan, Islam jadi tegang. Menengok ke kiri, Islam justru semakin tegang.  Dua-duanya punya motivasi serius. Namanya gerakan, tentu memiliki arah, tujuan, visi misi, dan motivasi. Sehingga berkembang dan terus berjalan sesuai apa yang ingin dicapai. Satu gerakan dengan gerakan lainnya membentuk satu episentrum baru. Pada dasarnya berkutat pada corak Islam lama, cuma diusung dengan pemabaruan gerakan baru. Ruang lingkup yang sengaja mereka bentuk membuat satu bentuk berupa gelas kosong. Siapa saja yang mau, boleh ikut.  Sama-sama bergerak. Ada yang terlihat, ada pula yang tidak. Yang tak terlihat cenderung samar-samar tak terendus. Masing-masing punya resiko. Apalagi bagi golongan yang berani tampak.  Boleh saja terlihat, tapi sangat beresiko. Paling tidak, outputnya minim masalah, serta harus muncul efeek ...