Langsung ke konten utama

Postingan

Neo-Tradisionalisme dan Pembaruan Islam

Perbincangan tentang Islam dan pandangan baru di dalamnya membuat wacana pembaruan Islam selalu mengalami pembahasan yang tidak pernah selesai. Bahkan setiap orang melalui jalan akademisnya, ketika melakukan penelitian dengan mengambil objek Islam dan Al Qur'an, pasti dia menemukan banyak relevansi baru yang tentu akan dihubungkannya dengan narasi pembaruan. Jika kita mengamati perkembangan itu, kita akan menemui beberapa tokoh yang berusaha mencoba keluar dari batasan kulturalnya ketika menjalankan sebuah penelitian tentang agama. Kenyataannya memang sering bertabrakan dengan cara pandang lama, tapi hal seperti itu sudah biasa, karena barang baru tentu ada penyesuaian dan adaptasi. Kebanyakan pembaruan yang ditemukan masih sangat kental menyinggul soal budaya dan tradisi. Sebab, kalau kita coba tarik ulur jauh ke belakang, masyarakat bisa dengan mudah bersentuhan langsung dengan Islam salah satunya melalui budaya dan tradisi.  Sehingga otomatis antara manusia dan pola kebudayaan s...

Cara Menghindari Penyesalan untuk Guru Bahasa Indonesia

  Sebagai seorang pendidik dan pengajar, Basuki paham sedari awal, kalau guru adalah segalanya saat di dalam kelas. Ia tidak boleh terlihat bodoh di depan para siswanya. Ia harus tampak pintar, bahkan wajib tahu segalanya.  Seandainya ia bingung ketika ditanya siswa, cara paling jitu, sebisa mungkin ia punya jurus siasat untuk menjawab pertanyaan itu. Menghindar seperti apapun, ia tetap tidak akan bisa. Bagaimana bisa menghindar, ia berada dalam satu kelas dengan para siswanya. Semakin menghindar, maka semakin kentara. Maka ia harus berani menjawab. Ibarat perang, sebanyak apapun musuh, harus dihadapi. Entah metode menghadapinya dengan siasat atau kelicikan, yang penting itu bentuk sarana usaha untuk menghadapi masalah. Tipikal siswa itu bermacam-macam. Ada yang tahu tapi sengaja bertanya. Ada juga yang memang benar-benar tidak tahu. Kesengajaan itu punya maksud mungkin ingin sekali-kali menguji kemahiran gurunya.  Sepertinya hal itu perlu, sebenarnya bukan menguji, justr...

Radikalisme Salah Cita-Cita

Melihat perkembangan gerakan Islam, semakin hari membuat sebagian kalangan mengalami fase fetakompli. Umat mengalami kebingungan. Bingung memilih Islam mana. Menengok ke kanan, Islam jadi tegang. Menengok ke kiri, Islam justru semakin tegang.  Dua-duanya punya motivasi serius. Namanya gerakan, tentu memiliki arah, tujuan, visi misi, dan motivasi. Sehingga berkembang dan terus berjalan sesuai apa yang ingin dicapai. Satu gerakan dengan gerakan lainnya membentuk satu episentrum baru. Pada dasarnya berkutat pada corak Islam lama, cuma diusung dengan pemabaruan gerakan baru. Ruang lingkup yang sengaja mereka bentuk membuat satu bentuk berupa gelas kosong. Siapa saja yang mau, boleh ikut.  Sama-sama bergerak. Ada yang terlihat, ada pula yang tidak. Yang tak terlihat cenderung samar-samar tak terendus. Masing-masing punya resiko. Apalagi bagi golongan yang berani tampak.  Boleh saja terlihat, tapi sangat beresiko. Paling tidak, outputnya minim masalah, serta harus muncul efeek ...

Menjadi Penantang dan Pengalah

Semenjak Pandemi, perhelatan sepak bola tanah air mengalami kembang kempis. Setelah vakum dengan waktu cukup lama, akhirnya laga yang ditunggu-tunggu itu mendapat angin segar. Para penggemar sepak bola Indonesia bersorak ramai menyambutnya. Tidak perlu menunggu waktu lama, puncaknya ada di piala AFF 2020 yang digelar di tahun 2021. Seolah-olah fokus mereka terpusat di sana. Dalam laga tersebut, Indonesia cukup jadi perhatian. Tidak boleh dipandang remeh begitu saja. Ia memiliki sejarah cukup baik, meski tak ada kemenangan trophy yang ia peroleh. Tetapi sejarah itu jadi penanda sekaligus pengingat. Tidak terlalu penting bagaimana sejarah negara lain. Paling penting bagaimana sejarah bangsa ini bisa tercipta, berjalan, dan terinternalisasi. Setelah itu jadi bahan pembelajaran bersama. Sebab, untuk bangkit, kita tidak butuh sejarah orang lain. Berharap memang tak ada salahnya. Sebagai warga negara yang baik, berdoa untuk kemenangan Timnas itu wajib. Tapi untuk memaksa mena...

Bagaimana Upaya Pemdes Menjadikan Miru Sebagai Sentra Petani Tanaman Hias di Gresik

Sejak krisis moneter tahun 1998, Indonesia mengalami krisis ekonomi besar-besaran. Saat itu dampaknya juga berimbas ke penduduk Indonesia, terutama para pedagang kecil di sudut-sudut kota.  Nurul Huda contohnya, penjual bunga keliling di Surabaya yang memutuskan untuk pulang kampung ke Dusunnya Miru Banyurip Kedamean Gresik. Setelah pulang ia di kampung tetap konsisten berjualan bunga, tetapi sudah tidak keliling seperti di Surabaya. Cerita tersebut mengawali bagaimana sejarah Miru sekarang bisa menjadi sentra tanaman hias di Gresik. Awalnya hanya satu atau dua orang saja yang memulai usaha menjual bunga. Kemudian banyak warga yang pulang kampung, akhirnya mereka membuka usaha jual bunga di lahan seadanya yang mereka punya. Sepanjang perjalanan itu, lambat laun sampai tahun 2010, pihak dusun yang dipelopori Kepala Dusun Miru Muhammad Ismail berinisiatif membuka lahan di tanah Kas Desa (TKD) untuk dipakai warga berjualan. “Ya waktu itu saya berinisiatif ...

Keterasingan Akademisi dari Perumusan Kebijakan Publik

Secara eksplisit, dalam rangka pengawalan kebijakan publik, tentunya perlu batasan-batasan yang mana itu tidak mungkin dilakukan sendiri oleh para pejabat pimpinan. Karena setiap perumusan kebijakan, diperlukan adanya rekomendasi-rekomendasi lebih lanjut agar kebijakan bisa terealisasi dengan pas dan tepat sasaran. Sangat tidak mungkin, ketika pemimpin sedang merencanakan kebijakan, ia tidak menyentil sama sekali pihak-pihak luar yang notabenenya mereka ahli di bidangnya masing-masing. Dan itu bisa disesuaikan dengan bentuk kebijakan apa yang akan dikeluarkan. Jika mengambil definisi dari Robert Eyestone, Kebijakan Publik merupakan satuan unit pemerintah yang memengaruhi lingkungannya. Sedangkan Ricard Rose menambahkan, di balik kebijakan selalu menimbulkan konsekuensi, dan itu yang bisa merasakan adalah mereka yang dikenai target kebijakan. Ketidaktepatan sasaran membuat anggota masyarakat merasa sengsara dan kesusahan sendiri. Padahal, sebenarnya kalau kita i...

Kiprah Haromain Bookstore, dari Gresik sampai ke Aceh

Dari banyaknya masyarakat Gresik dan pengusaha di Gresik, mungkin hanya sebagian dari mereka berprofesi menjual buku. Kita tidak bisa memungkiri juga, atmosfer literasi suatu daerah sangat memengaruhi profesi tersebut. Hanya mereka yang benar-benar tekun mencintai buku, yang mampu berpikir mengembangkan kecintaannya ke dalam dunia bisnis. Iklim tersebut berbeda di kota-kota lain, misal saja di Yogyakarta, Bandung, Jakarta, atau yang lainnya. Bahkan bukan satu atau dua orang menyebut Jogja sebagai kebunnya para ilmuwan, seniman, penulis, dan budayawan. Dari situ Jogja selalu dikarakterkan sebagai kota pelajar sekaligus juga literasi. Berbeda dengan Gresik, orang yang menggeluti dunia buku sampai dijadikan usaha jumlahnya sangat sedikit. Lebih banyak dihuni para pekerja.   Entah sedikit itu pada dasarnya ada tapi media dan masyarakat tidak tahu apa memang benar-benar tidak ada. Kita sekarang coba jangan terlalu membatasai literasi adalah dunianya anak intelektual...