Langsung ke konten utama

Postingan

Terorisme dan Wujud Cinta Tuhan Pada Setiap Manusia

Dimuat di Gresik Pos pada (05/04/21). Sempat beberapa hari lalu, di sela-sela kewajiban menulis, saya sempatkan membuka laman You Tube sambil mencari beberapa referensi guna menunjang kebutuhan tulisan saya. Di saat yang bersamaan, tidak ada angin apapun tiba-tiba saya ingin melihat kembali video tentang Gus Dur. Kebetulan saya suka melihat ulasan kembali dari orang-orang terdekatnya, utamanya waktu itu anak-anak Gus Dur yang disiarkan di salah satu stasiun televisi swasta dengan mengaitkan beberapa fenomena yang terjadi belakangan ini. Entah bagaimana alurnya, saat video berpulangnya Gus Dur diputar, putra-putri Gus Dur meneteskan air mata, disusul perasan sedih saya muncul dengan sendirinya. Bukan sok cengeng atau bagaimana. Saya merepresentasikan Gus Dur sebagai bapak bangsa pembawa nilai luhur yang tiada tanding. Jasanya begitu sangat besar. Tidak hanya soal kenangan atau sebagainya, melainkan itu sebuah bekal untuk melihat Indonesia di masa mendatang. Minimal bagi...

Manusia Tidak Sadar, Selama ini Umurnya Dirawat oleh Alam

Dimuat di Gresik Pos Kamis (25/03/21) Kata alam jangan diasumsikan terlalu jauh, takutnya nanti kalian tidak bisa kembali. Kita sama-sama berpikir sederhana saja, alam adalah lingkungan yang kita huni. Apa yang kita lihat, rasakan, dan alami saat ini, itu adalah pantulan dari alam. tidak usah berpikir berat soal alam kesemestaan, cukup pembatas itu saja, nanti akan kita ulas bersama. Jujur saja saya agak bingung ketika diminta mendefinisikan soal sampah, bukan hanya saya, tidak menutup kemungkinan kalian juga sama. Memang hal lumrah bagi manusia, karena setiap hari benda-benda itu yang menghasilkan adalah diri kita sendiri. Bisa dihitung sederhana, sehari kita buang air besar, kecil, kencing, mandi berapa kali. Pernah tidak kita menghitungnya. Belum sampah-sampah lain. Itu hanya satu orang, bayangkan di semesta ini dihuni berapa banyak makhluk hidup, khususnya manusia. Pernah tidak terbesit di pikiran kalian bahwa kita di bumi ini hanya merusak. Sesuai dengan ayat ...

Penjaga Portal dan Kesalahan Berpikir ala Corona

Dimuat di Gresik Pos pada Senin (22/03/21) Pada awal Pandemi, semua orang tampak gugup mengahadapi virus macam satu ini. Datangnya tiba-tiba, tanpa permisi dan mengucap salam. Kita tidak bisa mengira-ngira kalau itu bakal terjadi. Bahkan saya sendiri, pertama masih belum percaya, tetapi lama-lama dengan rentan waktu yang begitu panjang, virus ini tak kunjung henti. Mau tidak mau kita semua harus berterima jika virus itu memang ada. Dengan kedatangan yang tidak direncanakan, Covid-19 menjadi peluru ampuh yang siap diluncurkan di mana pun. Meski bersifat ghoib atau tidak terlihat, tapi efeknya sangat bisa dirasakan. Terutama soal ekonomi, Corona melakukan pelesiran yang begitu tajam. Imbasnya hampir bisa dirasakan manusia seluruh dunia. Selain ekonomi, sosial juga tak kalah penting. Indonesia dikenal sebagai negara yang ramah tamah dan sesrawungan. Apalagi saya sebagai orang Jawa, makan atau tidak makan, saya harus tetap kumpul. Tanpa terkecuali, di semua kegiatan, saya seper...

Sang Penulis Abu-Abu yang Setia: Herry Lamongan

Membahas salah satu penyair kondang yang masih tetap setia dengan kampung halamannya yakni Herry Lamongan. Herry Lamongan adalah seorang yang mempunyai tittle  Sang Begawan yang disematkan padanya karena telah mengabdi di Lamongan Hingga 60 tahun kepenyairannya. Sebelum penyair ini terjun dalam dunia sastra, beliau adalah seorang maniak lukisan. Namun, ia terjun dalam dunia sastra karena hobinya maniak lukis itu tidak sampai pada dirinya. Tulisan yang dipersembahkan oleh Herry ini susah ketebak dan misterius. Pembaca perlu membacanya 2 hingga 5 kali baru paham tentang tulisan puisinya. Masih menggunakan ejaan lama, tulisan tulisan berupa puisi ataupun cerpen pernah menduduki berbagai media cetak seperti koran ataupun majalah se- Jawa Bali saat itu. Bahkan ia pernah ke Malaysia untuk membacakan puisinya. Puisi yang ia persembahkan adalah Surat Hening . Adapun Penyair Herry ini juga menulis Geguritan sampai dimuat oleh Majalah Horizon berjudul Latar Ngarep . 3 puisi akan saya bahas y...

Paulo Coelho: Bincang Tuhan dan Agama

Sumber Gambar: Paulo Coelho - ussfeed.com Paulo Coelho merupakan salah satu penulis asal Brazil yang gemilang. Karyanya telah banyak diterjemahkan di berbagai negara. Ia lahir di Rio de Janeiro, Brasil pada tanggal 24 Agustus 1947. Ketika remaja, ia tumbuh menjadi seorang remaja pemberontak hingga orang tuanya membawanya ke rumah sakit jiwa tiga kali.  Pada saat berusia 38 tahun, ia mengalami kebangkitan spiritual di Spanyol hingga lahirlah buku pertamanya, The Pilgrimage . Selain buku tersebut, karya lainnya berjudul The Alchemist telah menjadi salah satu buku tersukses yang terjual hingga 35 juta kopi dan merupakan buku terjemahan paling banyak di dunia oleh seorang penulis yang masih hidup. Juan Arias seorang jurnalis Spanyol menerbitkan sebuah buku berjudul “Paulo Coelho: Obrolan dengan Sang Peziarah” yang berisi wawancaranya antara Juan dengan seorang Coelho. Dalam buku tersebut, banyak diungkap sisi Coelho yang jarang diketahui publik. Salah satunya berkaitan denga...

Pangeran Ardana dan Arwah Para Raja

            Di hari yang sangat cerah. Langit berwarna biru muda. Awan-awan berjejer menghiasi langit-langit di cakrawala. Para kawanan burung seakan-akan tersenyum gembira dengan kedatangan bayi gagak ini. Senyum mereka menyambut kedatangan orang yang nantinya kelak mempunyai tahta seorang Raja.               Dia bertubuh mungil, hidungnya mancung, dan kulitnya putih. Ia selalu enak dipandang. Aura wajahnya memancar ke orang yang melihatnya. Setiap hari ia tidak pernah merepotkan ibunya. Ibunya sama sekali tidak pernah mengalami kesusahan saat mengasuhnya. Sejak ia datang, semua orang menyambut, baik dari keluarga Kerajaan sendiri ataupun dari rakyatnya. Semua orang merasa bahagia. Ada sosok pemimpin datang membawa harapan banyak orang.           Rakyat berbondong-bondong ingin melihat wajah bayi yang bersinar itu. Tangan mereka tentu tidak kosong. Sambil melihat ...

Politik Tukang Becak

 Lebon #5 Berbicara soal idiom politik, saat ini maknanya sudah kecenderungan statis. Siapa pun boleh mengungkapkan sudut pandangnya. Baik pejabat, kuli bangunan, pedagang pentol, sampai tukang becak, semua boleh berpendapat menurut kapasitas intelektual mereka masing-masing. Ada beberapa pengertian yang harus dipahami betul-betul. Politik akan selalu jadi perbincangan di saat momen eskalasi pemilihan sosok pimpinan di setiap komunal manusia yang membutuhkan pemimpin. Momen tersebut menjadi sangat penting karena politik akan mengalami perkembangan makna sesuai keadaan zaman yang sedang terjadi. Namun ada substansi yang perlu dipegang betul-betul. Politik hanya sebuah jalan. Bukan soal menang atau kalah, tetapi politik adalah sarana manusia menuju pada kepentingannya. Kepentingan itu tidak lain dan tidak bukan adalah bermanfaat bagi sesama. Tapi apakah politik selalu diidentikkan dengan kemenangan? Tentu tidak. Kalau kita bisa berpikir lebih logis, mendalam, dan pa...