Langsung ke konten utama

Pangeran Ardana dan Arwah Para Raja

          Di hari yang sangat cerah. Langit berwarna biru muda. Awan-awan berjejer menghiasi langit-langit di cakrawala. Para kawanan burung seakan-akan tersenyum gembira dengan kedatangan bayi gagak ini. Senyum mereka menyambut kedatangan orang yang nantinya kelak mempunyai tahta seorang Raja. 

           Dia bertubuh mungil, hidungnya mancung, dan kulitnya putih. Ia selalu enak dipandang. Aura wajahnya memancar ke orang yang melihatnya. Setiap hari ia tidak pernah merepotkan ibunya. Ibunya sama sekali tidak pernah mengalami kesusahan saat mengasuhnya. Sejak ia datang, semua orang menyambut, baik dari keluarga Kerajaan sendiri ataupun dari rakyatnya. Semua orang merasa bahagia. Ada sosok pemimpin datang membawa harapan banyak orang.

        Rakyat berbondong-bondong ingin melihat wajah bayi yang bersinar itu. Tangan mereka tentu tidak kosong. Sambil melihat si bayi, mereka juga tidak lupa membawa bingkisan yang ingin dihadiahkan ke Pangeran. Mereka datang dengan wajah tersenyum gembira, sebab ingin menyambut kedatangan seorang Pangeran agung yang Kelak nanti dia akan menjadi Pangeran tangguh gagah perkasa serta menjadi cikal bakal kemakmuran untuk Majapura.

       Bulan berganti bulan, bergulir dari satu bulan ke bulan lainnya. Raja Bradana memutuskan mengganti nama Pangeran gagak menjadi Pangeran Ardana. Pangeran Gagak adalah nama julukan, sedangkan Pangeran Ardana adalah nama asli pemberian ayahnya. Salah satu tujuan diganti nama tersebut agar nama Pangeran bisa enak didengar di telinga dari pada nama asalnya, yaitu Pangeran Gagak. 

           Dia tumbuh menjadi laki-laki lucu. Kulitnya putih dan menggemaskan. Setiap perilakunya selalu dipuja-puja orang. Layak ia mendapat banyak kasih sayang dari para rakyatnya. Kasih sayang itu tanpa diketahui sesungguhnya jadi cikal bakal nanti ketika Pangeran naik tahta kerajaan. Artinya ia akan berhasil mendapat kasih sayang dari para rakyatnya. Setiap orang melihat Pangeran, pasti ada timbul rasa cinta untuk memilikinya. Di dalam tubuhnya seperti tersimpan aura yang terpancar ke luar, sehingga ketika orang melihat, akan timbul daya tarik tersendiri.

            Meskipun Pangeran Ardana bukan anak kandung Ratu Wulan, tapi dia sangat dicintai ibunya, sama seperti kasih sayang yang seharusnya diberikan oleh ibu kepada anak kandungnya. Memang seperti itu sikap ibu kepada anaknya. Penuh kasih sayang, selalu lemah lembut, tidak pernah marah sekalipun, meski kadang Pangeran membuat ulah yang juga bikin Ratu menjadi susah. Tapi Ratu Wulan tetap ikhlas merawat Pangeran.

Lambat tahun Pangeran menjadi besar, dia tumbuh menjadi laki-laki tampan. Matanya bulat, wajahnya tirus dan badannya tinggi kekar. Sering kali saat Pangeran hendak pergi ke pasar dengan ibunya. Sepanjang jalan, mata para perempuan tidak mau dipalingkan pandangannya ke Pangeran.

            Meskipun dia terbilang belum cukup dewasa, tapi cara bicaranya sangat sopan dan santun, baik itu ke keluarga Kerajaan atau ke rakyatnya. Pangeran tidak pernah membedakan rakyatnya, kaya atau miskin tidak pernah jadi permasalahan. Selama ia masih rakyatnya, maka pangeran siap melayani dengan sepenuh hati, rela mendengar segala curahan hati rakyatnya, dan lebih-lebih Pangeran tak segan-segan menolong rakyatnya jika sedang mengalami kesusahan.

Dia adalah anak kesayangan Raja Bradana. Mengingat untuk mendapatkan pangeran tidaklah muda. Banyak yang harus dikorbankan, salah satunya nyawa. Meskipun begitu, Raja Bradana tidak menyesal mempunyai anak seperti seorang Pangeran. Dia tumbuh menjadi pribadi yang luhur. Biarpun ia anak Raja, tetapi ia mempunyai sifat rendah hati. Hal itu bisa dilihat dari sikapnya yang selalu sopan santun terhadap orang yang lebih tua.

Dengan harta melimpah di Kerajaan, Pangeran tidak pernah menyombongkan hartanya sedikit pun. Baginya harta itu bukanlah miliknya, tapi milik rakyat. Sebuah Kerajaan akan makmur jika kebutuhan rakyatnya sudah dipenuhi. Dari pakaian, tempat tinggal bahkan sampai makanannya.

       Seorang Pangeran tidak merta-merta langsung menjadi Pangeran. Dia harus belajar tentang pendidikan Kerajaan. Dari kepribadian, bela diri, berburu, hukum Kerajaan, perang, dan sebagainya. Sebagai seorang Raja nantinya harus mampu menguasai ilmu-ilmu tersebut. Ilmu atau pelajaran yang ia pelajari, nanti akan menjadi bekal untuk memimpin Kerajaan Majapura.

***

 Majapura adalah Kerajaan besar, terkenal kemakmurannya. Jadi Raja yang memimpinnya nanti juga mau tidak mau harus pemberani, bijak dan arif,  agar Majapura tetap konsisten menjaga nama kerajaannya. Setiap keturunan yang memimpin sebuah Kerajaan harus dari keluarga Kerajaan juga. Tentu nanti ada ujian-ujian yang wajib dilewati agar kelayakan seorang pemimpin bisa dibuktikan.

Pernah suatu hari pada saat Pangeran Ardana sedang sekolah berburu di Kerajaan. Dia ditugaskan gurunya berburu di laut. Umumnya orang berburu di hutan, mencari satwa-satwa hutan, tetapi Pangeran malah disuruh berburu di laut. Tantangan dari sang guru, ia harus menemukan Kerajaan di dalam laut yang dihuni oleh banyak ikan.

Pangeran merasa agak bingung, bagaimana caranya berburu di laut. Dia dibekali gurunya hanya panah dan beberapa busur. Pada waktu itu ia ditugaskan sendiri. Berbeda dengan tugas-tugas sebelumnya, di mana Pangeran selalu ditemani para prajuritnya. Tidak ada yang bisa dilakukan kecuali pasrah dan berangkat sesuai perintah gurunya. Bagaimanapun ia hanya seorang murid yang wajib menuruti segala perintah dari gurunya.

            Sesampainya di laut, Pangeran muda sudah mempunyai keberanian lebih. Laut yang digunakan untuk berburu merupakan laut yang terkenal paling dalam di sana. Pangeran harus berenang jauh ke dasar laut agar bisa menemukan Kerajaan itu. Dari luar, tampang laut tersebut tidak seperti biasanya, yang indah dan sejuk. Tapi laut itu terlihat kotor, bahkan pulaunya pun tidak berpenghuni. Masih tumbuh pohon-pohon besar rindang dan tak terurus.

Tapi pada saat Pangeran mulai masuk berenang ke dalam. Di luar dugaan, laut itu sangat indah tidak seperti gambaran luarnya. Di dalam tampak lebih indah, batu-batu karang turut menghiasi kedalaman laut. Ikan-ikan semeringah menyambut kedatangan Pangeran. Banyak orang yang tidak tahu jika Pangeran adalah seorang pemuda yang mempunyai napas panjang, sehingga tidaklah sulit jika dia berenang ke laut, meskipun sangat dalam.

            Pangeran terus berenang masuk ke dalam. Tiba saatnya di tengah-tengah perjalanan, Pangeran melihat ada sebuah karang besar, bentuknya tidak jelas, besar dan tinggi. Didekati karang itu ternyata itu kapal besar berlumut. Bentuknya sangat besar sekali. Bangunannya lapuk. Serpihan-serpihannya jatuh bercecer di sekeliling kapal.

“Mungkin itu bekas kapal Kerajaan lain yang tenggelam,” benak Pangeran.

Di dalam bangkai kapal, dihuni ikan-ikan kecil yang lucu, warnanya berwarna-warni. Jenisnya sangat banyak. Ada yang putih, ada yang merah sampai berwarna-warni membentuk corak yang unik. Campuran dari beberapa warna menghiasi ikan-ikan tersebut yang mengelilingi Pangeran.

Ikan itu berputar-putar melewati bangkai kapal yang karam, mereka bergerombol, jumlahnya sangat banyak. Kebanyakan hewan-hewan laut hidupnya bergerombol, karena ikan-ikan kecil biasanya digunakan untuk makanan ikan yang lebih besar. Ketika mereka bergerombol, ada semacam keberanian karena mereka selalu bersama-sama. Cari makan bersama dan jalan-jalan bersama.

       Kehidupan di laut sangat indah, mereka menciptakan rumah sendiri dari karang-karang dan bebatuan. Batu yang semula kecil-kecil ditumpuk menjadi tinggi dan dibuat rumah yang modelnya bagus sekali.

Di kehidupan laut juga seperti di darat, ada desa-desa dan para kelompok ikan yang saling berjejer. Meski terkadang ada ikan-ikan besar yang merusak rumah-rumah mereka. Tapi mereka memaklumi, kebiasaan ikan-ikan besar merusak yang keci-kecil. Selain itu, para nelayan saat menangkap ikan pun sering menggunakan alat berbahaya bagi kelangsungan hidup mereka. Kebiasaan mereka merusak tapi tidak mau membangun kembali. Padahal ikan juga sama seperti kita, membutuhkan tempat hidup.

 Pangeran terus melakukan rute perjalanannya. Sebelum Pangeran berangkat, gurunya berpesan jika ia akan kesulitan menemukan Kerajaan itu, butuh waktu berhari-hari. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang ratu cantik. Satu-satunya Kerajaan yang ada di laut. Dia menguasai laut. Semua penghuni laut tunduk dengannya. Ia lumba-lumba betina, namun ukurannya sedikit besar. Memang ada hewan laut yang lebih besar dari dia, tapi dia adalah seekor lumba-lumba perempuan yang tidak bisa diremehkan. Bukan main, ia sangat hebat kemampuannya.

            Konon katanya, awal mula Kerajaan laut itu dipimpin ikan Paus besar. Sangat besar ukurannya. Dulu, semua ikan tunduk kepadanya. Tidak ada satu pun ikan yang berani melawan. Sekali melawan, nyawa taruhannya. Dia merintis Kerajaannya sedikit demi sedikit. Pertarungan satu ke pertarungan lain dilewatinya dengan sekuat tenaga. Satu per satu musuh tumbang oleh tubuhnya yang besar itu. Setiap pertarungan, lawan yang kalah taruhannya harus menjadi pelayan si Ikan Paus.

Masa kejayaannya sudah dilewati. Tiba saatnya Kerajaan mulai mengalami masa kemunduran perlahan-lahan. Raja Paus pun juga sudah tua. Umurnya tidak bisa lebih panjang lagi dan memang harus diganti. Tetapi sayang, semasa hidupnya ia hanya sebatang kara. Tidak mempunyai istri dan anak. Akhirnya datanglah lumba-lumba. Dia adalah penghuni baru. Dia datang dengan sikap ramah. Dia juga terkenal baik terhadap ikan lainnya karena ia memiliki nilai-nilai persahabatan yang sangat kental.

Tidak seperti paus. Ia lebih ke berkuasa. Mentang-mentang seorang Raja, sikapnya sok berkuasa kepada ikan lain, terutama ke ikan-ikan kecil. Merasa paling hebat dan paling tangguh. Seharusnya Raja tidak boleh mempunyai sikap seperti itu. Raja kok menebar ketakutan, bukan malah menebar kebaikan. Sikapnya berbalik dengan lumba-lumba yang baik hatinya.

Salah satu kelebihan yang dimiliki lumba-lumba adalah ia hewan yang tidak menyukai kekerasan, penindasan, dan kekejaman. Apalagi itu menimpa ikan-ikan kecil yang tergolong tidak mempunyai kekuatan lebih untuk melawan. Meskipun dia mempunyai badan lebih kecil dari Paus, tapi dia tidak kalah berani dengan Paus. Nyalinya sangat tinggi dan otaknya juga cerdik.

***

        Pada suatu malam, Raja Paus mendengar kabar kalau ada lumba-lumba datang. Segeralah dia menemui lumba-lumba itu bersama beberapa ikan anak buahnya. Paus marah besar karena dia merasa tersaingi.

Tapi lumba-lumba tidak mau kalah, di samping dia pemberani, dia hewan cerdas yang mempunyai seribu akal untuk mengelabuhi musuhnya.

“Jika melawan paus dengan kekuatan, maka kemungkinan besar aku akan kalah, tapi aku coba untuk mengelabuhinya. Pasti aku bisa menang,” pikir Lumba-lumba.

“Ah paus cuma badannya saja besar, tapi dia tidak akan bisa menang melawan kelicikanku,” ujar si lumba-lumba.

Lumba-lumba menawarkan cara lain bertarung dengan paus. Dia mengajak paus lomba balap renang sampai batas yang sudah ditentukan olehnya.

“Paus pasti tidak akan menang berenang melawanku. Karena jalur yang sudah aku buat adalah jalur penuh karang tajam. Dicampur dengan bekas-bekas kapal yang karam. Pasti sangat sulit untuk dia berenang,” strategi si Pangeran sambil senyum-senyum.

Kenapa seekor paus bisa menerima tantangan itu, karena paus adalah hewan dan Raja laut yang angkuh. Dia tidak berterima kalau ditantang apalagi dengan seekor lumba-lumba yang  ukurannya lebih kecil darinya. Maka dengan sigap si Raja Paus langsung menerima tantangan itu.

Sebelum mereka mulai berenang, paus menawarkan tawaran kepada lumba-lumba. Kalau lumba-lumba menang, maka dia akan menggantikan posisinya sebagai Raja dan akan menjadi Raja sekaligus Ratu laut. Kalau paus menang, lumba-lumba disuruh pergi sejauh-jauhnya dari laut ini.

            Perlombaan dimulai, mereka berenang disaksikan banyak ikan. Jarang sekali seorang Raja mau berenang, apalagi musuhnya seekor lumba-lumba perempuan. Berenanglah mereka. Si lumba-lumba meleyot-leyot kan badanya menghindari rintangan karang-karang besar. Sedangkan si paus tampaknya kerepotan menghindari kumpulan karang itu. Badannya terlalu besar untuk menghindari rintangan berupa tumpukan bangkai kapal tersebut. Karena ia sering menabrak bangkai sisa kapal yang sudah lapuk, maka badannya juga penuh darah mengucur di tubuhnya. Ekornya penuh luka, perut dan matanya penuh luka goresan bangkai kapal yang tajam.

Pada akhirnya lumba-lumbalah yang menang, dia melesat jauh unggul dari pada paus. Selain penuh luka, umur paus juga sudah tua. Ia sudah tidak kuat lagi menyangga tubuhnya. Tubuhnya lemas tergeletak di dasar laut tak sadarkan diri. 

Akhirnya lumba-lumba menjadi juara, sekaligus menggantikan singgasana si paus seorang Raja yang kejam itu. Setelah Ratu Lumba-lumba naik tahta menjadi penguasa laut, banyak sekali ikan-ikan kecil yang turut gembira. Mereka berharap Ratu Lumba-lumba nanti akan menjadi sosok pemimpin yang bijaksana.

***

        Sang Pangeran terlihat kesulitan mencari Kerajaan laut tersebut. Kalau bukan perintah sang guru maka dia tidak akan menurutinya. Sang guru menyuruh Pangeran pergi ke laut karena dia disuruh menemui sekaligus berguru kepada lumba-lumba. Sebab kata sang guru, lumba-lumba adalah Raja yang baik, dia sangat dihormati di dunia laut. Maka dari itu Pangeran diperintah berguru tentang ilmu seorang Raja kepadanya. Sebab ia patut dijadikan percontohan seorang calon Raja.

        Meskipun lumba-lumba adalah Raja perempuan, tapi tidak mau kalah dengan Raja laki-laki. Derajat dan ilmunya harus sebanding antara laki-laki dan perempuan.

           Awalnya Pangeran merasa bingung dengan suatu tempat yang ada di tengah-tengah laut itu. Di sekelilingnya dijaga oleh ikan-ikan, badannya lumayan besar-besar sambil membawa batu karang tapi bentuknya seperti senjata. Mereka berdiri sigap seperti ajudan Presiden yang siap sedia apabila ada ancaman yang mendekat.

         Di Kerajaan ikan pun seekor penjaga mempunyai pakaian yang khas. Bajunya terbuat dari rumput laut yang berbentuk seperti rompi prajurit Kerajaan. Topinya terbuat dari cangkang kepiting besar yang sudah mati. Para prajurit memanfaatkan carang kepitingnya untuk dijadikan sebagai pelindung kepala.

          Sedangkan kerajaannya tidak kalah indah dengan suasana dalam lautnya. Kerajaan yang terbuat dari bekas kapal besar yang tenggelam di laut. Para ikan juga tidak mau kalah kreatifnya seperti manusia. Bekas kapal besar itu diubah menjadi sebuah tempat Kerajaan besar dan indah. Tampak bunga-bunga mengelilingi Kerajaan. Bunga laut yang mekar-mekar menghiasi mata saat memandang. Rerumputan pun di sana disulap menjadi rerumputan yang berkilau jika terpancar sinar matahari dari langit. Pangeran dibuat takjub melihat Kerajaan laut yang dipimpin oleh lumba-lumba perempuan itu.

“Selamat datang Pangeran,” sapa para prajurit di depan.

“Saya ingin bertemu dengan Ratu kalian lumba-lumba.”

“Silakan saya antar Pangeran, Raja lumba-lumba dari tadi sudah menunggu kedatangan Anda.”

 Setelah itu Pangeran bertemu lumba-lumba. Sangat tidak bisa dibayangkan. Tidak jauh berbeda Kerajaan di darat dan di laut. Ratu laut seekor lumba-lumba pun tampak seperti ratu di Kerajaan darat. Gaunnya, mahkotanya, dan pernak pernik yang dipakainya persis seperti ibu di Kerajaan. Pakaiannya hampir sama.

       Awal pertemuan dengan lumba-lumba, Pangeran memberitahu maksud dan tujuannya bertemu dengannya yaitu ingin berguru. Sebelum ia berguru, Pangeran diajak berkeliling laut menggunakan transportasi Kerajaan seperti andong, tapi yang menjadi kuda adalah dua kuda laut lucu-lucu. Mereka berkeliling mengitari lautan luas sembari memperkenalkan apa saja yang ada di dalam laut kepada Pangeran. Sontak Pangeran merasa terkagum-kagum melihat keindahan bawah laut.

        Tapi sayangnya, Ratu mengajak ke tempat-tempat di mana karang-karang yang sebenarnya indah tapi dirusak para nelayan menggunakan alat tangkap ikan yang berbahaya, sehingga merusak tempat tinggal hewan-hewan laut. Perusakan itu tidak hanya sekali, bahkan berkali-kali Ratu menemukan dan mendapat laporan dari rakyatnya jika hampir setiap saat banyak kejadian yang serupa.

        Dalam perjalanan mereka, Ratu laut berpesan kepada Pangeran untuk ditujukan kepada para nelayan di darat,

“Kalau mencari ikan jangan sampai merusak dunia laut yang sudah kami jaga seindah mungkin. Karena itu sangat merugikan keberlangsungan hidup kami. Kami juga butuh kehidupan seperti manusia,” pungkas Ratu Lumba-lumba.

***

Setelah Pangeran diajak keliling lautan, kemudian dia diperlihatkan sebuah lubang di laut tersebut yang sangat dalam. Lubang itu tertutup dan hanya sebagian orang yang mengetahuinya. Ukuran lebarnya kira-kira dua meter. Lubang itu tertutup rapat. Tutupnya terbuat dari baja tebal. Sehingga tidak sembarangan orang mampu membukanya.

Kemudian mereka berdua masuk. Jalan menuju ujung lubang itu sangat gelap. Tidak ada sumber cahaya sedikit pun. Yang mereka tahu hanya berjalan sampai ujung lubang itu. Lama mereka berjalan, akhirnya Pangeran dikagetkan pada sebuah negeri bernama Negeri Nusantara.

            Negeri Nusantara adalah julukan lain dari negeri persatuan para Raja. Di sana adalah negerinya para Raja. Semua Raja dari kerajaan mana pun, mereka akan mati dan arwahnya ditempatkan di negeri ini. Jadi negeri ini adalah negerinya kumpulan arwah para Raja.

            “Aku sebenarnya berasal dari sini Pangeran. Aku adalah ratu sekaligus Raja di sebuah Kerajaan di zaman dahulu,” ungkap si lumba-lumba.

“Lalu kenapa kamu bisa berubah menjadi lumba-lumba dan datang ke lautan,” tanya Pangeran.

       “Aku sebenarnya tidak mau datang ke sana Pangeran. Tapi karena keterpaksaan. Maka aku dihidupkan kembali oleh para Dewa dengan upacara yang sangat sakral. Aku diutus untuk pergi ke laut dan tubuhku diubah menjadi seekor lumba-lumba. Awalnya aku bertanya-tanya, kenapa harus lumba-lumba. Kemudian ada salah satu Dewa yang menjawab, karena nanti kamu akan melawan seekor paus besar, hatinya sombong dan angkuh. Maka salah satu kunci untuk melawan keangkuhan dan kesombongan adalah dengan kelembutan. Inilah salah satu lumba-lumba, seekor hewan yang memiliki kelembutan,”

            “Lantas apa tujuanmu membawaku kemari?”

        “Ini nanti tempatmu Pangeran. Kelak kau akan ke sini. Kau akan menjadi seorang Raja. Aku sebenarnya tidak bisa mengajarimu apa-apa. Inilah tempat pembelajaranmu dan sepanjang perjalanan tadi, jika menurutmu ada nilai pembelajarannya, maka ambil dan lakukan Pangeran. Apa yang aku katakan, maka dengarkan, setelah itu gunakan kalau baik, kalau buruk jangan digunakan. Seorang Raja harus bisa bersikap lembut kepada rakyatnya. Sifat mutlak yang wajib dimiliki seorang Raja adalah bijaksana. Nantinya kau akan menemui banyak masalah yang harus diselesaikan dengan bijaksana. Bukan hanya pemberani dan kuat, tapi seorang Raja juga harus bisa mengayomi, menjaga, dan melindungi rakyatnya dengan baik,” ujar si Raja sekaligus Ratu lumba-lumba.

Pangeran diajak melihat negeri itu dari jauh karena belum waktunya masuk dalam dunia itu. Butuh waktu lama untuk berada di sana. Negeri itu bukan negeri biasa. Mereka terlihat seperti bayangan dan bukan sembarang orang bisa melihatnya. Ratu Lumba-lumba sengaja membuat Pangeran bisa melihat negeri itu karena dia memang membutuhkannya untuk bahan pembelajaran.

Bahwa sesungguhnya ketika seorang Raja meninggal, dia bukan benar-benar meninggal, yang meninggal hanya tubuhnya, tapi arwahnya berada di dunia lain. Itulah mengapa Raja harus baik, karena seorang Raja baik pasti meninggalkan kesan dan pesan baik untuk rakyatnya dan pasti akan dijadikan sebagai bahan pembelajaran untuk Raja sesudahnya.


                                                                                                           

                                                                                                     Lamongan, 26 Februari 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inner Child itu Nggak Lucu, Malah Jadi Simbol Kemiskinan

Banyak dari kita pasti pernah mengalami rasa ingin kembali lagi ke masa kecil. Ingin mengulangi masa di mana hidup sangat sederhana, sebatas main, tidur dan sekolah. Masalah yang ada pun tidak sekompleks setelah kita tumbuh dewasa. Kalau menurut saya tumbuh besar itu tidak enak.  Satu dari sekian banyak yang dikangeni dari masa kecil adalah masa bermain. Hal itu bukan tanpa alasan, sebagian besar hidup kita saat kecil, dihabiskan dengan bermain. Tak ayal, satu dari sekian kenangan ini bisa sangat membekas bahkan terbawa hingga dewasa. Banyak orang dewasa yang ketika melihat mainan atau permainan, rasa ingin ikut bermain juga ikut tumbuh.  Dari sini saya mulai berpikir, apakah masa kecil tidak ada habisnya? Lihat saja tempat-tempat hiburan seperti pasar malam, tidak sulit melihat bapak-bapak di area permainan yang (mungkin dengan alibi) mengajak main anak mereka. Padahal mereka sendiri sangat ingin memainkan permainan tersebut. Bagi orang dewasa, hiburan seperti mainan atau per...

Bagian yang Sering Dilupakan Saat Memperjuangkan Nasib Masyarakat Kecil

Sumber gambar: Shutterstock.com Gara-gara media sosial, kehidupan manusia sekarang bisa dibedakan menjadi dua bagian, maya dan nyata. Dua jenis kehidupan yang sangat bertolakbelakang. Dunia maya berarti semu, imajinatif, dan mendekati manipulatif. Sedangkan dunia nyata, adalah dunia yang mendekati titik kesadaran. Apa yang kita lakukan hari ini, apa yang terjadi pada kita hari ini, itulah dunia nyata. Bukan yang terjadi besok, apalagi beberapa hari belakangan. Yang jadi pertanyaan, waktu kita, lebih banyak dihabiskan di mana, di dunia nyata apa di dunia maya. Selama 24 jam, berapa jam waktu kita habis di dunia maya. Jika benar lebih banyak di dunia maya, berarti selamat datang dengan duniamu yang serba manipulatif dan seolah-olah diada-adakan. Begitu juga dengan masalahnya. Dua dunia ini memiliki konflik yang berbeda-beda. Dulu, hadirnya masalah dikarenakan kita sering bertemu fisik. Sekarang, dengan dunia maya, tanpa bertemu, tanpa mengenal, justru bisa jadi masalah, bahkan bisa merem...

Cerita Hafidz Quran Bisa Hafal Cepat di Usia Dini, Salah Satunya Menghafal di atas Pohon

Bilal wajahnya tampak sumringah saat ia turun dari panggung wisudah. Sambil menenteng ijasah tahfidnya, ia berlari menghampiri orang tuanya. Tanpa sadar, air mata bahagianya menetes pelan-pelan. Mereka memeluk Bilal dengan penuh syukur. Mereka sangat bahagia, anak bungsunya berhasil menghafal Al-Quran 30 juz di usia yang tergolong sangat dini. Kelas 1 SMA, baru berusia 16 tahun.  Di saat anak seusianya bermain dan bersenang-senang, nongkrong di warung, main game, pacaran, tawuran, dan sebagainya, Bilal mencoba menahan beragam godaan duniawi itu. Bukan berarti ia tidak bermain, tetapi kadar mainnya ia kurangi demi mewujudkan harapan orang tuanya, yaitu menjadi hafidz Quran.  Melarang Anaknya Bermain, tapi Menyediakan Billiard di Rumah Orang tuanya sangat mengerti keadaannya. Meski dibatasi, mereka tidak membiarkan anaknya tidak bermain begitu saja. Mereka mendukung anaknya bermain dengan cara mereka menyediakan media permainan sendiri di rumah. “Di rumah ada kok mainan. PS juga...