Langsung ke konten utama

Postingan

Wajah Baru Media Pers: Transformasi Antara Online dan Cetak

Seperti pada peringatan sebelumnya, tiap tahun pers selalu diperingati sebagai hari kebebasan seseorang untuk menuangkan pendapatnya berupa kreatifitas yang berbentuk narasi bermacam-macam wujudnya . Tujuan utamanya adalah memang untuk kemudahan ketika arus informasi berjalan ke masyarakat , turun ke wilayah arus bawah yang membutuhkan informasi lebih banyak. Oleh karena itu, pers dijadikan sebagai media yang menunjang kemudahan orang agar mencapai tujuannya, yaitu menyuarakan suaranya. Salah satunya adalah m edia online, secara harfiah, media dimaknai kemudahan atau alat manusia supaya apa yang diinginkan bisa terlaksana dengan lancar. Akan tetapi media dalam hal ini mempunyai basis massa atau basis online, di mana keterkaitanya mencangkup banyak orang dan keterpengaruhannya pun menyeluruh di segala aspek informasi masyarakat, namun secara maya. Hal itulah yang saat ini bisa kita lihat bersama , sudah menjadi budaya hedonisme media massa , s emua orang bisa men...

Menyelisik Marwah Pendidikan Indonesia

Salah satu acuan negara maju saat ini bisa dilhat dari perkembangan pendidikan di dalamnya. Saya percaya, namanya perkembangan pasti dimulai dari kualitas rendah kemudian ke tinggi. Tidak ada suatu proses perkembangan langsung melonjak pada posisi teratas. Pasti dimulai pada proses sederhana, kemudian seiring berjalannya waktu, proses tersebut mampu berkembang jadi maju. Agaknya saya meyakini betul, percaya diri dengan konsep itu. Bersyukurnya, proses pendidikan di Indonesia masih terlihat berkembang, artinya bisa dikatakan jalan terus. Jika mengacu pada kinerja beberapa menteri pendidikan yang sudah-sudah, bisa dilihat, di setiap pergantian menteri pasti ada perubahan di dalamnya. Perubahan memang tidak bisa dielakkan pada setiap diri pribadi manusia, tapi jangan dilihat dari sisi alamiah manusianya, mari kita tengok sebentar, yang namanya perubahan tentu ada perbaikan dari sebelumnya. Perbaikan tersebut dilakukan atas dasar penilaian cukup panjang. Dengan adanya pen...

Menukil Kembali Perempuan-perempuan Jepara : R.A. Kartini dan Ratu Kalinyamat

Oleh : Ahmad Baharuddin Surya Sumber Gambar : pandita.id Tulisan ini saya peruntukkan untuk memperingati hari Ibu atau memperingati hari-hari yang di dalamnya mengandung unsur perempuan, baik segi perjuangan, usaha, keadilan, dan kesetaraan. Ada dua terminologi, yaitu antara Ibu dan keibuan pasti memiliki pembahasan berbeda. Sama halnya Indonesia dan keindonesiaan, manusia dan kemanusiaan, dan lainnya. Terminologi semacam itu jelas memiliki wilayah makna dan penerapan yang berbeda pula. Sederhananya, ibu merupakan orang yang mengandung, melahirkan, merawat, dan membesarkan kita hingga saat ini. Lain lagi dengan keibuan, keibuan bisa dimaknai dari sifat seorang ibu, sifat yang melekat pada ibu. Tidak hanya dimiliki seorang perempuan,   tetapi tidak menutup kemungkinan, sosok laki-laki bisa berubah menjadi sosok keibuan jika memang keadaan sudah membutuhkan, dan saya yakin, sedikit banyaknya sifat itu pasti ada di diri seorang laki-laki. ...

Kebudayaan Bebas dan Pemaknaan yang Terbatas

Budaya selalu memunculkan hal baru yang sangat berpengaruh pada kreativitas manusia. Sudah menjadi barang lumrah, budaya merupakan hasil tiruan manusia kepada sesuatu, baik alam atupun hal bersifat materi yang bisa dilihat jelas oleh mata memandang. Jika menurut Herskovits, kebudayaan bersifat superorganic maknanya turun temurun dari generasi ke generasi selanjutnya. Di samping hal itu, dengan seiring berkembangnya keadaan, kebudayaan bisa saja terputus karena kurangnya transformasi pengetahuan ke generasi selanjutnya. Akhirnya mau tidak mau mereka membuat budaya baru tanpa memperhatikan unsur-unsur penting di dalamnya. Salah satu poin utama yang menjadi indikator keberlangsungannya adalah asal-usul, sekarang bisa dikatakan timbulnya garis benang budaya kebiasaan masih ada hubungannya dengan para pendahulu. Di lain hal itu masih banyak aspek yang saling menjaga marwah budaya itu sendiri, semisal dari nilai kehidupan, ajaran, norma, etika, pengetahuan, dan masih banyak la...

Berproses Dalam Bingkai PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia)

(Sahabat Okta Adijaya) (Kader PMII Rayon Sahabat, Komisariat UNESA) Apa sih PMII? Jujur sangat asing di telinga dan baru pertama kali mendengar kata itu. Aku mendengar nama PMII pertama kali ketika kepo dengan teman satu kontrakan, Fajar dan Heri namanya, tepatnya pada awal September tahun 2018 lalu. Kok mereka pada rapat ke Ketintang sih, padahal Fajar tidak daftar Ormawa pada periode ini dan dan Heri pun sama, ia tidak diterima di HMJ jurusanku. Lantas mereka rapat organisasi apa? Akhirnya ke-kepoanku semakin bergejolak dan meronta-ronta, ya karena kegabutanku di kontrakan, masa di Surabaya cuma ngegame dan tidak ada produktivitas sama sekali? Meskipun aku anggota HMJ tapi aku belum menemukan zona nyaman disitu, karena kebanyakan pada saat membentuk kepanitiaan, aku selalu ditaruh di Sie Dekdok. Hal yang membosankan. Akhirnya aku coba bertanya ke Heri, kenapa dia sering ke Ketintang padahal dia masuk di kepengurusan DPM yang pastinya bertempat di Lidah Wetan. Tidak hanya ...

Tuhan Selalu Berbentuk Kata-kata yang Mengikat

Aku mengerti, memang bukan saatnya aku memikirkan dirimu yang sesungguhnya. Aku hanya main-main dengan pikiranku. Imajinasiku pun turut mengikutinya. Di balik itu semua, sebenarnya aku bodoh jadi diri sendiri. Menyalahkan diri sendiri itu penting dari pada menyalahkan orang lain. Seperti kau berhijrah ke bentuk permukaan, kau lebih menonjolkan identitas yang gampang sekali diartikan orang lain. Mbok ya sekali-kali buat orang itu sulit menilaimu. Mulanya kau tampak penuh kesalahan, namun seketika itu kau berubah seperti Tuhan, maha benar atas segala postingan. Mirip tetanggaku, berkumpul membentuk koloni-koloni di tiap RT, satu RT membahas RT yang lain, RT satunya lagi membahas RT lainnya. Seperti itu, kesalahan terus berputar dan berkeliling. Biarlah, mereka saling menikmatinya. Biar kata-kataku menjadi lepas dan telanjang satu per satu. Seperti keponakanku yang berumur lima tahun, ia tidak bisa melepas pakiannya satu per satu. Dari atas sampai bawah. Dari rambut panjangn...

Aku Berani Menyapamu

Malam adalah cerita masa silam yang cukup lalai, ku ingat sebilah rembulan dan sepotong bintang jatuh di matamu. Malam itu, kau meninggalkan kata-kata, berenang ke pemukiman air mata, menjadi tempat layu jadi mekar, embun jadi kado pesta ulang tahunmu. Sesekali aku mengingat, kau berusaha menjadi dirimu, gelas-gelas kering yang teriak nama kecil, kau seperti mereka saat bermain kelereng satu lawan satu. Aku mencintaimu dari kado yang datang malam itu, bukan kau yang mengantarnya. Aku memungutnya bersama para kawanan tukang sampah dan anak-anak mereka. Kado itu berupa beberapa pertanyaan yang mengingatkanku di bangku anak-anak. Ingatan tentang siang hari para tetangga yang berkumpul bercerita tentang tetangganya masing-masing. Perihal jodoh dan cita-cita anaknya mencari bulan siang hari. Ibuku tetap di rumah, menjadi ibu paling baik dari ibu-ibu yang lain. Menjaga kesucian kata-katanya, mirip angin memelihara bunga melati, jadi putih, ranum harum bunga ketumbar. ...