(1) Dari kopi tadi malam, aku banyak tau tentang dirimu. Rasa pahit dari kopi terasa momen yang tepat untuk menggambarkan tentangmu. Sebab aku tak bisa melewati seluruh bayangmu, jika cintamu tak pernah kau hardikkan pada semanis gula kopi masa lalu. Bahkan Terkadang kamu lupa tentang waktu, sehingga tak engkau sempatkan menyelami haus dahagaku. Tentang malam itu, suara langit menggema dari dasar hatimu. Terdengar bising sampai jatuh dalam pelukanku Kau pernah berbicara perihal awan yang pekat, sungai yang panjang dan gunung yang menjulang tinggi. Tapi tidak pernah kau ajarkan untuk menikmati keindahannya lewati mesranya dirimu. Pernah aku baca detak jantungmu yang mulai layu, sebab dari mataku ada pekat awan yang fana Ku raba seluruh jemarimu yang halus bagai wujudku tentang rindu. (2) Perihal kopi, sengaja aku menutup mataku. Barangkali aku lebih berkonsentrasi untuk menghitung tiap sel cintamu. Agar ampas kopi saja yang selalu ...