Sepasang mata yang merah, memojokkan harapan di sela-sela jendala depan penjara yang indah. Penjara itu suci bagi sebagian orang yang mengakuinya. Pintunya, gordennya, kasurnya dan seisi rumahnya adalah butiran-butiran surga yang menjelma buah-buah surga. Di sisi lain dari itu semua. Aku sosok perempuan penyuka hujan. Bagiku hujan adalah air yang terlepas dari Tuhan untuk membersihkan keluh di tubuhku. Aku tidak menganggap diriku kotor, tapi mungkin aku diizinkan Tuhan untuk mengotorkan sedikit kesucian tubuhku dari sisa-sisa kemurahan hatinya. Setiap kehidupan menurutku adalah bimbang. Tidak ada barang yang kotor, yang ada hanya dia berada pada tempat yang tidak bersih. Kelahiranku sangat tidak disangka, malam-malam tanpa kunang-kunang bersinar, rembulan dan segala bintang tak bisa menampakkan dirinya dengan seksama. Perempuan yang terlahir di tempat persinggahan bulan purnama. Bulan yang selalu diterima oleh langit kapanpun dia muncul. Tidak ada ala...