Langsung ke konten utama

Kamui, Ninja yang Berlari Menghilangkan Kesepiannya

Sumber gambar:IMDb

Abad ke-17 pada era Tokugawa di sebuah pedesaan miskin lahir seorang anak laki-laki bernama Kamui. Tokugawa atau nama lainnya Keshogunan Tokugawa. Tokugawa Bakufu (1603-1868), dan Keshogunan Edo merupakan diktator militer feodalisme di Jepang yang didirikan Tokugawa Leyasu. Saat itu juga disebut dengan zaman Edo, karena ibu kotanya terletak di Edo atau sekarang lebih dikenal nama Tokyo. 
Kehidupan Kamui sangat memprihatinkan, karena semasa kecil ia dikucilkan oleh masyarakat Hirarki. Tetapi dengan seiring berkembangnya waktu, Kamui tercipta menjadi pemuda kuat dan tahan banting, lantaran setiap hari hidupnya penuh tekanan, himpitan, dan kekhawatiran. 
Dari pengalaman itu, ia berlatih jadi Ninja yang kuat. Dia mempunyai keinginan sangat kuat yaitu hidup bebas, hidup sendiri sesuai kehendaknya, tidak ada batasan-batasan atau tekanan di luar dari dirinya.
Ninja merupakan jalan hidup yang sudah dijalaninya, tetapi juga ditinggalkan. Naluri seorang Kamui memberontak tidak tahan dengan Hukum Ninja yang ia rasa sangat bertentangan dengan hatinya. Sebagai seorang Ninja, ia dituntut menjadi Ninja jahat. Ia dipaksa membunuh dan menyakiti orang lain. Dia tidak tahan terhadap segala aturan yang ada di Ninja, sehingga pada suatu hari ia memutuskan pergi melarikan diri dari Ninja.
Hukuman yang ia dapatkan adalah ia secara otomatis menjadi Ninja buron dan diburu terus sampai mati. Ketika ia melarikan diri, justru bukan kebebasan yang ia dapat, yang ia peroleh adalah sebuah dinding besar di mana-mana.
Dinding itu menjadi penghalang saat ia berharap bebas sebebas-bebasnya. Di sisi lain kendala yang dihadapi Kamui bukan terletak pada Ninja yang memburunya, melainkan ia gelisah karena hatinya tidak mampu mempercayai siapapun.
Mikumo adalah teman kecil Kamui di perkampungan. Ia juga menjadi Ninja seperti Kamui. Mereka selalu bersama, bahkan ketika Kamui dikucilkan, Mikumo adalah salah satu orang yang menemainya. Mereka berdua saling membantu. Persahabatan di antara mereka terjalin begitu kuat seperti seorang saudara.
Pada saat Mikumo dituduh mencuri beras oleh orang Desa, Mikumo disiksa, tangannya berdarah dicengkram oleh tangan lain yang memaksa melepaskan beras tersebut. Padahal Mikumo mendapat beras itu dari tanah, beras-beras yang tak bertuan. Saat itu juga Kamui hadir menyelamatkan Mikumo dari orang desa, meskipun tubuh mereka kecil-kecil, tetapi ia berani membela Mikumo dari siksaan orang desanya sendiri.
Persahabatan mereka tidak lama. Mikumo harus patuh pada hukum Ninja yang mengikatnya. Sebagai seorang Ninja yang taat, ia harus tunduk dan patuh pada setiap aturan yang sudah diterapkan. Salah satunya adalah memburu Kamui, seorang sahabat kecilnya sendiri. Namun jiwa Ninja Mikumo sangat kuat. Ia tidak pandang bulu. Siapapun itu ketika sudah melanggar hukum Ninja, maka ia harus dibunuh.
Tapi sayang, Mikumo mati di tangan Kamui, seorang sahabatnya sendiri ketika mereka dipertemukan dalam satu pertarungan. Pedang Mikumo tertancap sendiri di perutnya waktu Kamui menggunakan jurus Bantingan Izuna.

***

Gunbei Mizuyona adalah seorang pemimpin Klan Matsuyama, bangsawan yang disegani dan ditakuti. Ia mempunyai kuda kesayangan bernama Ichijiro yang selalu ia gunakan saat berburu hewan di hutan. Henbei seorang dari Distrik Asaka, Pulau Kushikiga. Ia datang untuk mengambil salah satu kaki dari Ichijiro. Saat kaki Ichijiro diambil, kuda itu juga sekaligus mati di sungai.
Mizuyona marah ketika melihat kuda kesayangannya mati dibunuh orang. Apalagi salah satu kakinya hilang. Ia ingin membalas dendam kudanya. Kejadian itu terlihat oleh Kamui dari atas pohon. Kamui langsung mengehentikan Hanbei, tetapi tidak sengaja mereka justru lari bersama menghindari kejaran para prajurit suruhan Mizuyona.
Mereka berdua menaiki perahu kecil untuk kembali ke Pulau Kushikiga. Di tengah lautan, hujan dan ombak menghantam. Kamui dibuang karena Hanbei takut jika Kamui adalah orang yang sama dengan istrinya. Istri Hanbei secara tidak sengaja adalah seorang Ninja buronan juga yang dulu sempat dilawan Kamui ketika Kamui kecil.
Sugoru adalah nama asli dari istri Hanbei, tetapi nama asli itu diganti Sugoru dengan nama Oshika agar identitasnya tidak diketahui orang banyak. Dengan niat Hanbei membuang Kamui agar ia tidak bersama mengikutinya, justru saat di tengah lautan, Kamui digiring ombak ke Pulau Kushikiga, tempat Hanbei dan Oshika hidup.
Sugoru dan Kamui memiliki nasib sama, mereka sama-sama hanyut terbawa ombak di Pulau Kushikiga. Sugoru awalnya sudah mengetahui jika orang yang hanyut terbawa ke pulaunya itu adalah anak kecil yang dulu pernah juga melawannya. Oleh karena itu dia terus berhati-hati karena nyawanya terancam. Mereka berdua ditakdirkan sama, yaitu menjadi Ninja buron.
Akan tetapi, Sugoru masih tidak percaya, ia selalu berusaha mengambil cela Kamui untuk dibunuh, karena ia takut persembunyiannya akan dibocorkan oleh Kamui. Akhirnya mereka saling memahami, jika mereka mempunyai nasib sama. Karena Ninja buron akan tetap menjadi buronan sampai mati.
Hanbei juga bernasib sama, sama-sama menjadi buron oleh Mizuyona. Saat foto Hanbei dipajang di sebuah pasar, ternyata ada salah satu orang dari desanya bernama Kichito. Kichito berhasil menghianati Hanbei. Padahal Kichito adalah salah seorang yang mencintai anak Hanbei bernama Sayaka.
Ia menghianati Hanbei dengan mencuri kail pancing yang terbuat dari tulang kaki kuda tersebut dan melaporkannya. Kail itu lah yang selalu digunakan Hanbei mencari ikan di laut. Setelah itu Hanbei dibawa prajurit Mizuyona, ia ditaruh di tiang serupa Salib dan disiksa ramai-ramai.
Dua Ninja buron tersebut, Kamui dan Sugoru berhasil menyelamatkan Hanbei dari penyiksaan oleh Klan Matsuyama. Kaki Hanbei berhasil dipanah tepat di sebelah kaki kiri. Sama seperti kaki kuda Ichijiro yang hilang ditebas Hanbei.
Ketika mereka kembali ke Pulau Kushikiga, ada kapal besar berisi orang Watari yang dipimpin Fudo. Mereka adalah sekelompok orang pembasmi Hiu di lautan. Kelompok orang Watari itulah yang menyelamatkan Kamui, Hanbei, dan Sugoru dari tengah lautan.
Orang-orang Watari mempunyai kelicikan yang ditutupi, Dari awal Kamui sudah curiga. Tidak mungkin mereka ini orang biasa, karena skill yang mereka gunakan saat menangkap Hiu berbeda dari orang pada umumnya. Pertama mereka mengaku jika mereka adalah sekelompok orang yang bernasib sama, yaitu menjadi Ninja buron. Kamui dikelabui dengan perkataan mereka bahwa satu nasib harus bersatu untuk menjadi kuat.
Pada akhirnya, mereka berbohong dan berkhianat. Semua penduduk Pulau Kushikiga diracun dan dibunuh oleh mereka dengan meracuni air minum. Semua penduduk mati, terutama keluarga Hanbei, termasuk Sugoru dan Sayaka. Sayaka adalah sosok perempuan yang dicintai Kamui. Kamui sangat marah waktu melihat para penduduk dan orang yang dicintainya mati terbunuh.
Ternyata orang-orang Watari itu adalah sekelompok Ninja Pemburu yang ditugaskan memang untuk memburu Kamui. Mereka tahu kalau di Pulau itu ada dua Ninja buron yang harus dibunuh. Usaha mereka gagal, Fudo, pemimpin mereka gagal membunuh Kamui, justru Fudo sendiri yang berhasil dibunuh oleh Kamui dengan memotong kedua tangannya saat mereka terlibat perkelahian satu lawan satu.
Kamui menganggap apakah kebebasan yang ia impikan itu hanyalah sebuah mimpi. Justru saat yang ia anggap kebebasan, malah kebebasan itu hadir berupa tembok besar yang menghalangi tujuan Kamui. Tembok iu berupa pertanyaan tentang kepercayaan pada orang lain. Yang ia lakukan hanyalah berlari terus menerus sampai kebebasan yang ia impikan bisa terwujud. Keadaan yang membuat berubah segalanya.
Kemiskinan membuat ia menjadi seorang Ninja dengan segala aturannya. Kebebasan iu diraih ketika ada hubungan manusia yang saling percaya. Tingkat kepercayaan tersebut yang seharusnya dijalin untuk menjamin setiap manusia bisa merasakan kebebasan.
Namun itu hanya berpeluang sedikit saja. Kamui tidak bisa merasakan kebebasannya secara utuh jika ia masih digantung dan bergantung pada orang lain. Ia harus bisa menjadi dirinya sendiri yang benar-benar sendiri tanpa ada batasan tembok atau dinding besar yang menghalanginya.
Film ini merupakan film Jepang yang agak lawas, tapi ceritanya menarik. Film ini dirilis pada tahun 2009 dengan judul Kamui Gaiden yang disutradarai ole Yoichi Sai. Film ini ditulis oleh Sai dan kankuro Kudo dengan dibintangi oleh Kenichi Matsuyama. Film ini pertama kali dirilis perdana di festival Film Internasional di Toronto pada tanggal 16 September 2009. (Sumber: Wikipedia)


15 April 2020 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inner Child itu Nggak Lucu, Malah Jadi Simbol Kemiskinan

Banyak dari kita pasti pernah mengalami rasa ingin kembali lagi ke masa kecil. Ingin mengulangi masa di mana hidup sangat sederhana, sebatas main, tidur dan sekolah. Masalah yang ada pun tidak sekompleks setelah kita tumbuh dewasa. Kalau menurut saya tumbuh besar itu tidak enak.  Satu dari sekian banyak yang dikangeni dari masa kecil adalah masa bermain. Hal itu bukan tanpa alasan, sebagian besar hidup kita saat kecil, dihabiskan dengan bermain. Tak ayal, satu dari sekian kenangan ini bisa sangat membekas bahkan terbawa hingga dewasa. Banyak orang dewasa yang ketika melihat mainan atau permainan, rasa ingin ikut bermain juga ikut tumbuh.  Dari sini saya mulai berpikir, apakah masa kecil tidak ada habisnya? Lihat saja tempat-tempat hiburan seperti pasar malam, tidak sulit melihat bapak-bapak di area permainan yang (mungkin dengan alibi) mengajak main anak mereka. Padahal mereka sendiri sangat ingin memainkan permainan tersebut. Bagi orang dewasa, hiburan seperti mainan atau per...

Bagian yang Sering Dilupakan Saat Memperjuangkan Nasib Masyarakat Kecil

Sumber gambar: Shutterstock.com Gara-gara media sosial, kehidupan manusia sekarang bisa dibedakan menjadi dua bagian, maya dan nyata. Dua jenis kehidupan yang sangat bertolakbelakang. Dunia maya berarti semu, imajinatif, dan mendekati manipulatif. Sedangkan dunia nyata, adalah dunia yang mendekati titik kesadaran. Apa yang kita lakukan hari ini, apa yang terjadi pada kita hari ini, itulah dunia nyata. Bukan yang terjadi besok, apalagi beberapa hari belakangan. Yang jadi pertanyaan, waktu kita, lebih banyak dihabiskan di mana, di dunia nyata apa di dunia maya. Selama 24 jam, berapa jam waktu kita habis di dunia maya. Jika benar lebih banyak di dunia maya, berarti selamat datang dengan duniamu yang serba manipulatif dan seolah-olah diada-adakan. Begitu juga dengan masalahnya. Dua dunia ini memiliki konflik yang berbeda-beda. Dulu, hadirnya masalah dikarenakan kita sering bertemu fisik. Sekarang, dengan dunia maya, tanpa bertemu, tanpa mengenal, justru bisa jadi masalah, bahkan bisa merem...

Cerita Hafidz Quran Bisa Hafal Cepat di Usia Dini, Salah Satunya Menghafal di atas Pohon

Bilal wajahnya tampak sumringah saat ia turun dari panggung wisudah. Sambil menenteng ijasah tahfidnya, ia berlari menghampiri orang tuanya. Tanpa sadar, air mata bahagianya menetes pelan-pelan. Mereka memeluk Bilal dengan penuh syukur. Mereka sangat bahagia, anak bungsunya berhasil menghafal Al-Quran 30 juz di usia yang tergolong sangat dini. Kelas 1 SMA, baru berusia 16 tahun.  Di saat anak seusianya bermain dan bersenang-senang, nongkrong di warung, main game, pacaran, tawuran, dan sebagainya, Bilal mencoba menahan beragam godaan duniawi itu. Bukan berarti ia tidak bermain, tetapi kadar mainnya ia kurangi demi mewujudkan harapan orang tuanya, yaitu menjadi hafidz Quran.  Melarang Anaknya Bermain, tapi Menyediakan Billiard di Rumah Orang tuanya sangat mengerti keadaannya. Meski dibatasi, mereka tidak membiarkan anaknya tidak bermain begitu saja. Mereka mendukung anaknya bermain dengan cara mereka menyediakan media permainan sendiri di rumah. “Di rumah ada kok mainan. PS juga...