Sejak krisis moneter tahun 1998, Indonesia mengalami krisis ekonomi besar-besaran. Saat itu dampaknya juga berimbas ke penduduk Indonesia, terutama para pedagang kecil di sudut-sudut kota. Nurul Huda contohnya, penjual bunga keliling di Surabaya yang memutuskan untuk pulang kampung ke Dusunnya Miru Banyurip Kedamean Gresik. Setelah pulang ia di kampung tetap konsisten berjualan bunga, tetapi sudah tidak keliling seperti di Surabaya. Cerita tersebut mengawali bagaimana sejarah Miru sekarang bisa menjadi sentra tanaman hias di Gresik. Awalnya hanya satu atau dua orang saja yang memulai usaha menjual bunga. Kemudian banyak warga yang pulang kampung, akhirnya mereka membuka usaha jual bunga di lahan seadanya yang mereka punya. Sepanjang perjalanan itu, lambat laun sampai tahun 2010, pihak dusun yang dipelopori Kepala Dusun Miru Muhammad Ismail berinisiatif membuka lahan di tanah Kas Desa (TKD) untuk dipakai warga berjualan. “Ya waktu itu saya berinisiatif ...