Langsung ke konten utama

Postingan

HARI PERTAMA

Entah kenapa malam ini terasa berbeda dengan malam sebelumnya, apa yang membuat beda itu saya masih belum juga tahu. Karena aku sadar, aku kurang bisa memahami jati diriku sendiri. Tapi malam ini aku menangkap sesuatu yang berbeda pada diriku. Dari tadi pagi sampai sekarang aku diselimuti oleh kejengkelan dan kegelisahan. Mulai yang pertama saat tadi pagi, perkiraanku waktu aku pulang ke rumah, di sana banyak hiburan buat diriku. Maklum lah aku ingin sedikit refresing dari segala tugas yang membebaniku. Memang ada sedikit hiburan tadi pagi, yaitu dengan kedatangan ponakanku yang lucu, imut dan menggemaskan. Dengan kedatangannya, itu sedikit mengobati rinduku padanya. Karena aku sedang mencari ilmu ke kota orang dan itu yang membuatku jarang bertemu dengannya. Aku setengah hari bermain bersamanya. Dari yang sekedar hanya bermain dirumah sampai dia aku ajak ke pasar sambil menghantar ibu ke pasar. Seharian dirumah sedikit melupakan beban tugas kuliahku. Namun pada siang ha...

SEJARAH, TUJUAN DAN ALASAN MASUK DI PMII

Perkenalkan nama saya Ahmad Baharuddin Surya, saya dari jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dalam tulisan ini saya akan menceritakan mengapa saya ikut dan bergabung dengan PMII ?. sebelum saya menceritakannya, saya mau flasback terlebih dahulu. Ceritanya yaitu dulu pada waktu SMP, saya tergolong orang yang sebenarnya tidak terlalu suka dengan yang namnya organisasi, seperti halnya OSIS. Dengan alasan sebenarnya cukup simpel. Intinya saya tidak mau dibuat ribet dengan urusan-urusan Proker-prokernya OSIS. Akan tetapi setelah saya menginjak bangku SMA, saya berfikiran bahwa kalau saya tidak pernah berkecimpung ke dalam struktur pengurus OSIS, maka saya tidak akan pernah mengerti seluk beluk cara kerja sistem OSIS. Maka dari itu waktu SMA saya mau tidak mau harus ikut dalam struktur kepengurusan OSIS. Apapun caranya. Pada waktu itu saya aktif di setiap kegiatan OSIS. Berhubung sekolah saya yang berada di lingkup pondok dan proker dari osis juga cukup banyak, baik itu acara keagamaa...

Persimpangan Malam

/1/ Saat malam menyapa kerinduan. Ada yang rindu entah siapa. Seakan sulit saat ku eja. Tanpa jarak antara kekasih. /2/ Seakan-akan rindu di persimpangan. Cinta tak kunjung usai pada perempatan. Bingung berbelok pada siapa. Dia baik, saya juga baik. Sorotan mata terlihat bergetar dari hatinya. /3/ Aku berusaha. Dia juga berusaha. Kita bersama. Mengenalnya. Tapi nya tak berkotak. Sudut pun tak tergambar. /4/ Ketika cintamu sayu diatas rindu. Ketika rindu terbawa oleh ragu. Apa daya saya rindu. Jika rindu hanya terbatas jarak. /5/ Walau jarak tak merdeka. Diatur dan disubstansi. Tanpa hakikat dan esensi. Dapat terwujud dalam eksistensi. Dan Hanya rindu dalam kenyataan aktualisasi. /6/ Sistem malam berputar. Dengan roda terdepan. Tapi dia dibelakang. Dalam gelisah kebingungan. Saat itu, bayangan tak. kunjung ada. /7/ Walau malam tak seramai siang. Walau siang tak sesunyi malam. Namun itu hanya ada di sorotan orang bergundah. /8/ ...

Titip Surat

Tulisan surat luka membawa saya Dalam kerinduan tak bersudah Dia pena si penuntun Goresan lama tergambar sudah Ketika dia bersama sama menuntun irama dalam kesendirian Tatkala takut pada sinar kegelapan Lalu datanglah cahaya penghantar kema'rifatan Ada jalan di persimpangan Ku lihat dia berduka, menangis, tapi bercanda atas debu, angin kemudian sinar mata hampir berduka Aku rindu berada di rangkulanmu Tapi aku takut merindu kepadamu Saat jarak berupaya senang atas kekosongan dalam jiwa Saat dunia bergejolak menghampiri tidur dipanjang hari Saat kau tergeletak dalam sunyi dan kegelapan Saat itu Aku hanya bisa mengirim surat penghantar bila sunyi bersamamu Ku harap sunyi memang ada Karena sunyi mengalir atas hati dari segala hati Untuk dia yang dirundung lara 6 - 03 - 2017 Surabaya.

Yang MULIA

Tempat macam apa menyulut kami. Sistem macam apa yang mengiris kerinduan kami. Watak tersimpuh pada kotornya keadilan. Awan seakan akan takluk oleh setajam ilalang yang hilang. Hati utuh bergerak namun tertada. Kita memang bisa bicara namun apa? Hanya telunjuk bersaksi adanya. Mulut tersentak tapi tak seotak Janji bisa saja serupa Tapi bukti tak beda nyata Orang-orang melelehkan senja di karangan Kaum suci menajiskan diri di selokan Sedangkan Kaum najis mensucikan diri di belakang pekarangan itu macam rupa tapi tak tertanda Anak cerdas lari di pekarangan orang Demi menuntut saat pengakuan Yang mulia disini bisa apa? Cuma ya ya ya tak berubah Yang mulia sulit dipercaya Hamba mulia pun tak mempercayainya. Mau tidak mau itu yang mulia penjaga daerah wilayahku Wilayah ciptaan tuhan atas kuasanya Ku berdiri setapak dengan tegak di tanah kekuasaanku Terbentak jarak seirama tanpa senoda Kalau hatimu berlandas cinta Maka keikhlasan menggiring sukmamu Kala...

Dari Aku dan Pagi

Belajar pada hari hidup di kesunyian Nikmat merada Aku duduk di sandaran tuhan Bercumbu mesranya sungguh kemesraan tiada tara Kepagian saat ini Berdendang aku beradu Semangat menggebuu nan meracu berbeda kala itu Aku berjanji menggandeng tapi tak jauh ku lihat keatas Simbol merpati tak padu Ku diskripsikan siapa ku tak upaya Tak mengerti tak jauh Bingung ku dengannya Tapi selipan rindu akan ku usaha Namun bekas lipatan ada Dengan dia atas tuhan bertanya siapa dia, aku siapa Hamba tuhan bercinta 11/02/2017, Lamongan

Semu Ragu

Hati semu Suara haru bertabu Hening menyapaku Seakan dirimu bata Bisu untaian tak paru Betapa hening ku dimadu Jejak langkahku tak serapah Sunyi kedua jemari Menampar angin di sudut batu Hampa sembari rindu Tak kunjung sama Belajar akan merindu Tak mengapa aku dimadu Karena hidup aku dibelakang mu Nampak sekilas sabar Tak kunjung rapuh harapannya Esok lusa berbeda Esok ini Lusa, besok nanti Ahmad Baharuddin Surya Lamongan, 17/02/2017