Entah kenapa malam ini terasa berbeda dengan malam
sebelumnya, apa yang membuat beda itu saya masih belum juga tahu. Karena aku
sadar, aku kurang bisa memahami jati diriku sendiri. Tapi malam ini aku
menangkap sesuatu yang berbeda pada diriku. Dari tadi pagi sampai sekarang aku
diselimuti oleh kejengkelan dan kegelisahan. Mulai yang pertama saat tadi pagi,
perkiraanku waktu aku pulang ke rumah, di sana banyak hiburan buat diriku. Maklum
lah aku ingin sedikit refresing dari segala tugas yang membebaniku. Memang ada
sedikit hiburan tadi pagi, yaitu dengan kedatangan ponakanku yang lucu, imut
dan menggemaskan. Dengan kedatangannya, itu sedikit mengobati rinduku padanya. Karena
aku sedang mencari ilmu ke kota orang dan itu yang membuatku jarang bertemu
dengannya. Aku setengah hari bermain bersamanya. Dari yang sekedar hanya
bermain dirumah sampai dia aku ajak ke pasar sambil menghantar ibu ke pasar. Seharian
dirumah sedikit melupakan beban tugas kuliahku. Namun pada siang harinya
rasa-rasa bosan pun muncul seketika, rasanya ingin kembali saja ke kosan
tercinta sambil mengerjakan tugas yag belum selesai. Sedikit menghilangkan kejenuhan
dirumah, aku memutuskan untuk pergi jalan-jalan ke kecamatan sambil mengamati
apa saja perubahan-perubahan yang terlihat di kecamatanku. Tak terduga,
ternyata sama saja dengan empat atau enam tahun yang lalu. Tampak sepi, aku
hanya melihat adik-adik SMP dan SMA pulang bareng berjajaran di jalan. Tersentak
aku seakan-akan teringat waktu SMP dulu. Waktu berangkat sekolah pagi-pagi,
mengontel sepeda itu pun sudah menjadi sangat terbiasa, tertawa canda bergurau
dijalan dengan teman-teman sampai pernah di marahi oleh bapak-bapak pengguna
jalan. Itu pun juga sudah terbiasa. Kadang juga pernh dimarahi oleh pengendara
mobil karena kami bersepeda dengan berampak-rampak. Mungkin bapak sopir tadi
mengira aku dan teman-teman menghambat perjalanannya. Tetapi dengan
omelan-omelan itu kita bisa tahu kalau di jalan itu pun harus sopan dalam
berkendara. Kalau dinikmati memang nikmat, 3 tahun bersepeda dengan jarak
sepuluh kilometer pulang pergi. Hitung-hitung berangkat sekolah sambil
berolahraga. Karena aku juga jarang sekali untuk berolahraga dirumah. Itupun mungkin
seminggu bisa satu atau dua kali.
Setelah mengelilingi kecamatan dengan bersepeda motor,
rasa bosan itu pun malah menjadi –jadi. Aku putuskan untuk pulang dan balik ke
kosan. Lhaa, waktu dikecamatan tadi aku bertemu temanku, saya janjian balik ke
Surabaya pukul setengah dua. Lalu setelah janjian aku pulang mau beres-beres
mandi dan mempersiapkan semuanya. Tepat pukul setengah dua kurang aku sudah
siap-siap, tapi temanku tadi tak kunjung datang kerumah, di telepone, di sms di
bbm tidak di jawab. Dengan suasana seperti itu, aku merasa jengkel dan marah,
bagaimana tidak, janjian pukul setengah dua, aku tunggu samapai pukul tiga dia
tak kunjung datang. Akhirnya selang beberapa menit, dia datang. Aku kira dia
datang dengan pakaian langsung siap berangkat. Tapi dia datang bukan untuk
menjemputku, akan tetapi dia malah minta izin supaya pulang ke Surabyanya di
undur karena dia ingin bermain futsal terlebih dahulu. Setelah lama berunding
dengannya, akhirnya saya jelaskan kalau setelah ini aku ada kerja kelompok,
jadi akhirnya dia tidak jadi dan memutuskan untuk pulang ke surabaya saat itu
juga. Ketika sudah di perjalanan, aku mendapatkan sebuah SMS dari teman kosku
kalu dia ingin pindah. Yang aku herankan, kenapa dia tidak bilang kalau
pindahnya hari ini. Kalau dia bisa bilang, mungkin aku dari rumah bisa membawa
persiapan. Itu yang membut saya jengkel sampai saatini, padahal dia sendiri
yang mencari kos disini, atas dasr kemauannya sendiri. Tapi kenapa kok begini,
kenaa orang tuanya tidak bisa berfikir secra terbuka. Sungguh sangat kecewa. Mungkin
ini yang membuat aku tidak bisa tidur sampai saat ini. Disisi lain banyak tugas
yang masih menunggu.
28 / 03 /2017
Komentar
Posting Komentar