Langsung ke konten utama

Postingan

Kala Itu

Semenjak luka bertamabah luka Semenjak cinta tertiup sebelah Kala tak terucap Namun hanya senyap Sendiri makin ada Juga tatkala tak serupa Semenjak hening sulit bertabuh Semenjak mulut tatkala takut Berbisik rindu di kala semu Tapi aku sekejap mangingat Betapa hebat rindu yang tak tentu Seduhan air  terhangat Penghantar kemalangan angan terucap Hanya sepuan debu di padang angin Tergambar semu saat mengambang Cinta harus bertahan selayaknya Tak peduli kembali berupa apa Ahmad Baharuddin Surya Lamongan Kumpulan Puisi Sajak Elok Rupanya Suryaalbahar.blogspot.co.id

Malam Memaknai

Rembulan lahir di kesenjangan sunyi Jalanan menerpa kikisan cerita Gelap ada tanpa rupa yang cair hanya bunyi Menemani lintang kemukus malam lusa Belajar pada sunyi belajar seirama gelap Seakan hari tanpa titik pandang Seelok daun bergetar pada garis jalan angin kemanakah hari tanpa seutas rongga yang berpagutan Hidup adalah kesedihan dalam malam tanpa jeritan Peradaban alam takluk oleh setajam hening Tiada terang tanpa kegelapan tiada pahala tanpa dosa Jiwa-jiwa malang yang tertutup hatinya oleh kegelapan mengaku salah tapi mewarnai dunia kebobrokan aturan tipu daya akal sehat mirip cerobong pantatnya Malam sunyi berdendang waktu bertemu puisi yang ku sembunyikan dari kata-kata Kukaitkan dalam irona seluk bergandeng Tanpa dasar goresan akal langsung mengeja mulutnya tentang gambaran bangsa tanpa kehampaan Meski sunyi, hati akal terpancar dalam rona-rona kerukunan berbudi pekerti Sajak bernegara terbaris beberapa karya andai Lamongan 03/01/...

AHMAD BAHARUDDIN SURYA __PUISI PESAN PENCOPET KEPADA PACARNYA karya WS R...

SAYAP HILANG

Malam puncak cinta membara Akankah terukir di awan huruhara Bergandeng merpati seutas tali berwajah Searah pada bulan, menjulang pada pada irama sehati Kulihat mega merah bergandeng terikat sabuk – sabuk cahaya Ku kaitkan sabuk – sabuk cahaya antara dua hati pilu nan berduka Menggores relung hati tanpa sayap berarti Sepucuk untaian rindu selaras kenangan sendu Ku cari kedua belah sayap yang terbang membawa cerita dan cinta Lenyap tanpa akal Sembunyi tanpa perasaan Terurai dengan buaian Terkecup dua bibir teraib Imajinasi pupus berbaris Daun kuncup terbelah arah Sayap melambung dalam pertengahan hujan Air matamenetes dalam kesucian diri Ku raih sayap dalam martabat tuhan Ku cari sosok dalam pelukan tuhan Perselisihan akan goresan sukma warna kelabu.

PERJUANGAN NOVEMBER

Bulan November sebuah budaya penuh kenangan Untaian berbalas masa lalu pada peradaban Kenangan darah, nanah membawa luka Surabaya Selalu dikenang ke berjuta arah Sadar atau tak sadar kita terjerumus ke lembah perjuangan Kehormatan untuk kejayaan Merebut merah putih dalam merah putih biru Semua pahlawan tak goyang dengan laras panjang Tapi tuhan tak pernah tidur, bendera biru di robek dari merah putih Dengan berteriak “Merdeka bangsaku! “Hidup tanah airku! Ketika Jancok dengan takbir seakan – akan mengiringi derap langkah para Pahlawan Semangat arek – arek Suroboyo tak ter elahkan Wahai negeri para pemabuk Pemilik merah putih biru Jikalau kau tak enyah di hadapanku Akan kutawarkan darah dan selaras bambu panjang di wajahmu Tak kuhiraukan tubuhku tercecel, terhempas asal negeriku bebas Meskipun darahku terpuncrat di badanmu Tapi kini, perjuangan tanpa balas budi Kaum pemuda hedonisme menjalar ke akal pikiran mereka Seakan tan...

BAHARI LAMONGAN

Batuan senja cahaya hasta Ombak berjajar di muara api Elok matahari terbias di jagat barat Biru kekal berakar Terpana akan muncul biru sahajamu Lamongan jauh di pandang Kota kecil indah raganya Indah bahari corak rupawan Sumber kehidupan nyata Kekayaan isiku abadi tak terjamah waktu Daun kering sembunyi di balik pasir Selembar demi selembar tapi tertata Sayup gemetar menjalar Rindu ombak siapa yang tahu? Roda ilahi berkibar sejati Rawat aku dengan sepenuh energi paruhmu Taruh aku di pundak hasta jemari tanganmu Secerca syair indah menghantar amanat kecilku Menjulang jauh tak tergapai mata sayuku Hanya terjemah di lubuk hati nestapa

BELATI TAK BERMAKSUD

Tubuh melayang mengundai di pelukan malam Pisau menusuk rusuk kalbu siang bolong itu Serasa menyayat hati kelabu panjang kemarin sore Tergores luka bercucuran darah tangis di sudut mata Mengayunkan tangan dengan irama hati suka penuh duka dan lara Namun belati itu tak menusuk waktu Waktu mencari jalan kenangan tengah malam nanti Tapi kenangan di kala itu Menggoreskan sajadah panjang di sudut kenangan masa lalu Angin juga mencari sajak ku yang hilang melayang karena pisau tajam di bawah  rembulan sayu Aku bertanya pada siapa? Dimana sajak tanpa alur yang terhempas angin itu Di perempatan gardu besar ku mencari – cari Siang malam berbisik mungkin belati itu tahu Memang tajam tapi mengingatkan sesuatu Sajak ku tak berirama namun berarti Dari belati berkisahkan suka saat senja saat ini Membingungkan tapi kiasan penuh makna Waktu mendayu mengejar sajak yang tak pada tempatnya Angin, dimana sajakku? Siang ku berharap jatuh o...