Saya mau mengutip omongannya Mas Sabrang beberapa waktu lalu saat mengisi seminar di salah satu organisasi keterpelajaran. Ia menggambarkan, penyakit orang moderen terletak pada otaknya. Efeknya, kita sering punya cara berpikir terpecah", terkotak", dan terlalu rumit mengolah sesuatu yang mudah.
Ia mengatakan, penyebabnya karena orang sekarang sulit mengistirahatkan otak. Bekerja terus sampai tak kenal lelah. Di berbagai bidang, bahkan di mana saja, metode mengistirahatkan seperti ini hampir tidak ditemui, bahkan tak diajarkan. Padahal, untuk benda saja jika selalu bekerja, benda itu akan cepat rusak. Apalagi dengan otak. Kerusakannya bisa fatal. Bila rusak, kita tak bisa menggantinya dengan beli otak baru.
Sama halnya seperti sifat manusia, cenderung suka bosen dengan hal yang monoton. Saya rasa otak juga sama. Berpikir monoton terhadap satu objek permasalahan itu juga membuat otak mudah melakukan perlawanan.
Otak perlu diistirahatkan dengan sengaja. Berpikir itu baik, tapi memaksa berpikir tidak pada waktu dan tempatnya justru tidak baik. Memaksa berpikir itu juga ada baiknya, tapi harus tahu tempat, kapan, dan objek apa yang wajib dipikir.
Salah satu cara menghargai pikiran sendiri adalah dengan berusaha menghargai waktu orang di luar dari waktu yang mewajibkan otanya bekerja. Banyak orang yang sudah kehilangan rasa itu.
Apalagi dibarengi dengan perut lapar. Tindakan pertama adalah secepatnya mengalihkan perhatian itu dengan hal lain, utamanya makan. Bayangkan, keadaan perut lapar, otak pasti ga mungkin bekerja efektif, tapi mata dipaksa melihat kabar yang sangat tak mengenyangkan. Justru semakin dibuat lapar.
Menghargai waktu orang bisa dimulai dari diri kalian masing". Dan kalian akan tahu juga bagaimana rasanya ketika orang menghargai waktumu.
%20(1).png)
Komentar
Posting Komentar