Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

Pangeran Ardana dan Arwah Para Raja

            Di hari yang sangat cerah. Langit berwarna biru muda. Awan-awan berjejer menghiasi langit-langit di cakrawala. Para kawanan burung seakan-akan tersenyum gembira dengan kedatangan bayi gagak ini. Senyum mereka menyambut kedatangan orang yang nantinya kelak mempunyai tahta seorang Raja.               Dia bertubuh mungil, hidungnya mancung, dan kulitnya putih. Ia selalu enak dipandang. Aura wajahnya memancar ke orang yang melihatnya. Setiap hari ia tidak pernah merepotkan ibunya. Ibunya sama sekali tidak pernah mengalami kesusahan saat mengasuhnya. Sejak ia datang, semua orang menyambut, baik dari keluarga Kerajaan sendiri ataupun dari rakyatnya. Semua orang merasa bahagia. Ada sosok pemimpin datang membawa harapan banyak orang.           Rakyat berbondong-bondong ingin melihat wajah bayi yang bersinar itu. Tangan mereka tentu tidak kosong. Sambil melihat ...

Politik Tukang Becak

 Lebon #5 Berbicara soal idiom politik, saat ini maknanya sudah kecenderungan statis. Siapa pun boleh mengungkapkan sudut pandangnya. Baik pejabat, kuli bangunan, pedagang pentol, sampai tukang becak, semua boleh berpendapat menurut kapasitas intelektual mereka masing-masing. Ada beberapa pengertian yang harus dipahami betul-betul. Politik akan selalu jadi perbincangan di saat momen eskalasi pemilihan sosok pimpinan di setiap komunal manusia yang membutuhkan pemimpin. Momen tersebut menjadi sangat penting karena politik akan mengalami perkembangan makna sesuai keadaan zaman yang sedang terjadi. Namun ada substansi yang perlu dipegang betul-betul. Politik hanya sebuah jalan. Bukan soal menang atau kalah, tetapi politik adalah sarana manusia menuju pada kepentingannya. Kepentingan itu tidak lain dan tidak bukan adalah bermanfaat bagi sesama. Tapi apakah politik selalu diidentikkan dengan kemenangan? Tentu tidak. Kalau kita bisa berpikir lebih logis, mendalam, dan pa...

Pandemi dan Keterasingan Manusia

Lebon #4 Manusia hidup sebagai makhluk sosial yang memiliki ketergantungan pada orang lain. Wujudnya bisa bermacam-macam, interaksinya pun juga beragam. Ada semacam ikatan yang melatar belakangi itu sehingga timbul hubungan relasi manusia yang saling menguatkan dan saling memberi manfaat. Tetapi setelah adanya Pandemi ini, hubungan sosial itu menjadi renggang akibat ada sesuatu yang hampir terputus, yaitu kepercayaan sosial. Itu yang menjadi salah satu dasar penyebab keterasingan manusia dengan manusia lain.   Keterasingan diklasifikasikan menjadi dua, yaitu keterasingan karena memang ia memilih jalan pengasingan dan keterasingan yang disebabkan oleh lingkungan sosial yang sengaja mengasingkan seseorang karena ada perbedaan pandangan. Adanya stigma tersebut jelas membentuk klasifikasi manusia dengan cara pandang tertentu. Setiap orang bebas melakukan penggolongan baik melalui individu ataupun kelompok. Biasanya keterasingan dilakukan oleh kelompok pada suatu individ...

Mencari Idealisme dalam Tumpukan Teks

Lebon #1 Pengalaman jadi jurnalis itu tak semudah apa yang saya pikirkan. Mungkin kalian juga suatu saat ketika menginjak ke profesi jurnalis akan merasakan pengalaman yang sama. Hanya berbekal bakat dan pengalaman di Lembaga Pers Kampus (LPM) nyatanya tidak cukup, karena seorang jurnalis tidak hanya berbekal tulis menulis. Tawaran pertama menjadi wartawan Gresik Pos waktu itu sontak langsung saya terima. Mau gimana lagi, tuntutan keadaan. Itung-itung buat nambah pemasukan buat ngopi. Padahal sebelumnya sama sekali saya tidak tahu bagaimana latar belakang media itu didirikan. Tapi ada enaknya juga, berkat ketidaktahuan itu, saat tawaran datang, tanpa tanding aling-aling langsung saya terima. Saya coba kilas balik tentang pengalaman di LPM Gema dulu. Waktu itu media pers yang saya ketahui hanya terkait dengan pemberitaan dan penerbitan. Selebihnya sama sekali tidak tahu. Ada yang mengatakan, media perlu namanya idealisme, namun awal mula pertama di Gresik Pos, seorang sepert...