Jerit puisi dibakar tungku api
Aku bertanya siapa diriku
Serasa tak seberapa ku mengaduh
Dosaku tercucur di sajadah qolbu
Pengakuan akan hamba Mu ku tak sangka
Siapa diriku meminta
Tuhan
Air mata berlinang di sepanjang jalan
Jalan setapak di lautan alam fana
Tanganku mengadah sambil berirama
Harus menunggu kapan, bagaimana dan dimana?
Sajak ini penghantar bila ku ragu pada
Mu
Aku lelah
Inginku hapus cobaan yang berlalu
Cobaan yang tak mampu membuat ku dewasa
Aku tak tahu macam apa dewasa
Titik kedewasaan terbuat dari apa ini?
Penuh tekanan
Hidup bergelantungan
Terjerat kemanjaan
Tuhan
Lihat sajadah kecil penghantar ku
padamu
Beribu tetes air berjatuhan di benang
rajutan kusam
Bukti tulus ku bergantung
Sosok pengkabulan curahan hamba Nya
Aku percaya pada Mu
Jika sajak tak juga sampai
Apa daya do’a mulut tersirat dalam hati
Bila raga ku tak Kau sentuh tak henti ku mengaduh
Komentar
Posting Komentar